Bobo.id - Anak-anak seperti kita kebanyakan suka sekali makan olahan telur. Misalnya, telur dadar, telur mata sapi, dan masih banyak lagi.
Siapa yang suka makan telur mata sapi? Beberapa orang suka mengonsumsi telur mata sapi saat kuningnya masih setengah matang.
Baca Juga: Sering Dianggap Lebih Baik, Apa Benar Mengonsumsi Telur Mentah Lebih Sehat?
Bagi yang menyukainya, telur setengah matang memiliki kelezatan yang berbeda. Teksturnya yang sedikit cair memberikan kenikmatan tersendiri bagi orang yang menyukainya.
Namun, di balik rasanya yang menggugah selera, apakah telur setengah matang baik untuk dikonsumsi oleh kita?
Banyak yang bilang jika telur setengah matang itu masih mengandung bakteri yang bisa membuat kita sakit.
Nah, sebelum mengonsumsinya, kita cari tahu dulu faktanya, yuk!
Baca Juga: Ternyata Dongeng Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu! #MendongenguntukCerdas
Apakah Telur Setengah Matang Aman?
Terkadang kita sengaja meminta ibu untuk memasak telur setengah matang untuk kita.
Tapi pada waktu tertentu ibu bisa menyajikan telur setengah matang tanpa dipinta, misalnya saat ibu sedang terburu-buru dan mempunyai waktu yang sedikit.
Telur memang mengandung protein, vitamin, mineral, dan bahkan asam lemak omega-3 yang tidak ditemukan pada makanan lainnya.
Meskipun telur setengah matang terasa lezat, tapi beberapa orang lainnya menganggap makanan ini tidak sehat dan rentan menyebarkan penyakit.
Baca Juga: Kulit Lutut dan Siku Terlihat Lebih Gelap? 7 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
Kita pun jadi bertanya-tanya, apakah ini artinya kita tidak boleh makan telur setengah matang?
Sayangnya, adik-adik balita (bawah lima tahun) tidak dianjurkan untuk makan telur setengah matang, lo.
Menurut seorang pakar di bidang gizi dan kesehatan, anak-anak usia di bawah 5 tahun hanya boleh makan telur matang.
Ini karena telur yang tidak dimasak dengan benar rentan mengandung bakteri Salmonella yang dapat membahayakan tubuh.
Baca Juga: Ada Kentang yang Memiliki Bercak Hijau, Aman untuk Dimakan atau Tidak?
Bahaya Infeksi Salmonella
Sebetulnya, bukan hanya anak-anak seperti kita saja yang dianjurkan untuk menghindari telur yang dimasak setengah matang.
Orang dewasa pun sebaiknya tidak mengonsumsi telur yang dimasak dengan cara setengah matang.
Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi Hasilkan Hujan Abu, Ternyata Abu Vulkanik Berbahaya bagi Pesawat
Terlebih bagi orang yang mempunyai sistem imun yang rendah, seperti kita (anak-anak) atau lansia, lebih rentan jatuh sakit akibat infeksi Salmonella.
Menurut Badan POM Amerika Serikat (FDA), telur yang terkontaminasi menyebabkan sekitar 142.000 kasus infeksi Salmonella per tahun.
Bahkan, penyebab keracunan makanan yang paling umum terjadi karena infeksi Salmonella dari telur.
Telur semestinya dimasak dan dimakan saat benar-benar matang. Panas yang digunakan untuk memasak telur dapat membunuh bakteri Salmonella di dalam telur.
Sebaliknya, ketika telur tidak dimasak hingga benar-benar matang, maka akan ada kemungkinan bakteri Salmonella tetap tinggal dan menginfeksi tubuh kita, teman-teman.
Saat bakteri Salmonella berhasil masuk ke dalam tubuh, hal tersebut akan menimbulkan gejala yang mirip seperti gejala keracunan makanan.
Gejala infeksi Salmonella meliputi perut kram, mual, muntah, diare, sakit kepala, hingga demam.
Untuk menjaga kesehatan kita dari penyakit, pastikan dulu bagian kuning dan putih telur yang akan kita makan benar-benar sudah matang, ya, teman-teman!
Baca Juga: Kadar 70 Persen Alkohol Paling Tepat untuk Memusnahkan Kuman, Mengapa Begitu?
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR