EQ (Emotion Quotient)
Berbeda dengan IQ yang mengukur tingkat kecerdasan seseorang dengan aspek kognitif, EQ berhubungan dengan aspek emosional.
Kepanjangan dari EQ adalah emotional quotient, yaitu kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
Beberapa orang mengatakan kalau tingkat EQ yang dimiliki seseorang lebih penting dibandingkan dengan IQ, lo.
Orang dengan EQ tinggi dianggap akan lebih mudah untuk memahami, berempati, dan melakukan diskusi dengan orang lain di sekitarnya.
Selain itu, EQ juga dianggap lebih penting karena akan membantu kita untuk lebih mudah membangun hubungan dengan orang lain dengan menggunakan emosi yang dimilikinya.
Ada lima hal utama pada kecerdasan emosional kita, nih, yaitu bisa menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, peka terhadap emosi orang lain, bisa merespons serta bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, dan bisa menggunakan emosi sebagai cara untuk memotivasi diri.
AQ (Adversity Quotient)
AQ merupakan singkatan dari adversity quotient yang disebut juga dengan ilmu ketahanan.
Istilah ini muncul karena AQ adalah aspek yang mengukur kemampuan seseorang untuk berurusan dengan tekanan yang muncul dalam dirinya.
Tidak hanya tekanan, tapi AQ juga mengukur bagaimana kita menghadapi kesulitan yang ada di depan kita dan mengatasi kesulitan, nih, teman-teman.
Ada tiga tingkatan dalam AQ, yaitu quitters, campers, dan climbers yang digunakan untuk mengetahui kemampuan AQ seseorang.
Tingkat quitters atau orang-orang yang berhenti adalah ketika seseorang menyerah saat menghadapi kesulitan, tidak berusaha, dan hanya mengeluh.
Source | : | inc-asean.com,practo.com,Verywell Health |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR