Bobo.id - Penyebaran virus corona di ratusan negara di dunia menyebabkan berbagai tindakan diambil, salah satunya lockdown beberapa wilayah dan anjuran untuk melakukan karantina diri di rumah.
Selain itu, hal ini juga menyebabkan kegiatan belajar, bekerja, dan beribadah dilakukan di rumah.
Warga juga disarankan untuk tidak bepergian ke luar rumah untuk memutus rantai penyebaran virus.
Nah, anjuran ini ternyata tidak hanya bisa membuat berkurangnya penyebaran virus corona saja, teman-teman.
Baca Juga: Suka Makan Kuaci? Inilah 4 Manfaat Baik yang Bisa Kamu Dapatkan, Salah Satunya Menyehatkan Jantung
Berkurangnya kegiatan manusia ini juga berdampak pada Bumi, nih, salah satunya berkurangnya polusi.
Hal ini disebabkan karena manusia saat ini mengurangi penggunaan alat transportasi, seperti mobil, karena harus berada di rumah saja.
Tidak hanya mengurangi polusi, karantina diri ini juga memberikan dampak lain untuk Bumi, nih, yaitu berkurangnya getaran di Bumi.
Apa maksud dari berkurangnya getaran di Bumi berkurang dan apa dampaknya bagi Bumi, ya?
Virus Covid-19 Menyebabkan Getaran di Muka Bumi Berkurang
Mengutip dari Kompas.com, CNN menuliskan bahwa pakar seismologi di seluruh dunia menemukan bahwa ada pengurangan kebisingan seismik atau seismic noise selama satu bulan terakhir, nih.
Apa yang menyebabkan adanya kebisingan seismik di muka Bumi, ya?
Melansir Kompas.com, Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, kebisingan seismik ini disebabkan oleh getaran-getaran kecil atau mikroseismik buatan atau artifisial yang dihasilkan oleh manusia.
Getaran ini bisa berasal dari berbagai aktivitas manusia, seperti aktivitas di pabrik maupun kendaraan yang melaju di jalanan.
Baca Juga: Virus Penyebab COVID-19 Bisa Masuk Lewat Mata, Apakah Air Mata Bisa Menyebarkan Virus?
Namun dengan adanya kebijakan social distancing maupun tindakan karantina mandiri, maka hal ini berdampak pada berkurangnya getaran seismik tadi, teman-teman.
Yap, berkurangnya kendaraan yang melintas, maupun aktivitas industri membuat getaran-getaran artifisial tadi juga berkurang.
Akibatnya, kebisingan seismik di muka Bumi pun juga turun drastis, lo.
Apa Dampak Berkurangnya Getaran Seismik?
Berkurangnya polusi tentu merupakan hal yang baik bagi Bumi kita, teman-teman, namun apa dampak dari berkurangnya getaran seismik, ya?
Berkurangnya getaran seismik ini ternyata berguna bagi para pakar seismologi di dunia, lo.
Hal ini dijelaskan pertama kali oleh pakar geologi dan seismologi dari Belgia, Thomas Lecocq.
Menurut Pak Thomas, kebisingan seismik di Brussel, Belgia menurun sekitar 30 - 50 persen sejak dilakukan penerapan social distancing.
Dengan berkurangnya tingkat kebisingan ini, Pak Thomas dan para pakar seismologi di Belgia bisa mendeteksi gempa atau kejadian seismik kecil dengan lebih tepat.
Biasanya, gempa maupun kejadian seismik ini tidak terdeteksi di stasiun-stasiun seismik tertentu saat kebisingan seismik berada di tingkat yang tinggi.
Baca Juga: Agar Tak Bosan di Rumah, 5 Aktivitas Seru Ini Bisa Dicoba untuk Isi Waktu Berkualitas
Biasanya, ketika di hari biasa, stasiun seismik yang berada di tengah kota akan terganggu karena aktivitas manusia.
Akibatnya, untuk memonitor aktivitas seismik di area Brussel, para pakar harus menggunakan pipa bawah tanah.
Sedangkan di Indonesia, hal ini membantu para pakar BMKG dalam membaca gelombang gempa.
Gelombang gempa ini akan lebih mudah terdeteksi terutama yang bersumber di dekat kota, karena akan lebih jelas terdeteksi.
Deteksi gelombang gempa ini semakin mudah dilakukan karena berkurangnya gangguan dari sekitar yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
(Penulis: Sheirine Wangsa Wibawa)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR