Bobo.id - Teman-teman masih ingat, kan, kalau beberapa hewan, seperti lebah dan simpanse akan melakukan pembatasan sosial atau social distancing terhadap anggota kelompoknya?
Pembatasan sosial ini mereka lakukan ketika ada anggota di kelompoknya yang sedang mengalami penyakit menular dan mematikan.
Cara ini dilakukan agar anggota kelompok yang sehat tidak tertular hewan lainnya yang sedang sakit.
Bagaimana cara hewan melakukan pembatasan sosial terhadap anggota kelompokya yang lain bisa teman-teman baca di artikel berikut ini, ya.
Berbagai Hewan Lainnya Juga Sering Mengisolasi Diri dari Kelompoknya
Nah, selain lebah dan simpanse yang melakukan pembatasan sosial sosial pada anggota kelompoknya yang sakit, ada berbagai hewan lainnya yang juga melakukan isolasi.
Bedanya, beberapa hewan ini tidak melakukan isolasi dirinya atau pembatasan sosial karena sakit.
Organisasi World Wide Fund for Nature atau WWF menyebutkan, isolasi diri yang dilakukan oleh beberapa hewan ini merupakan perilaku sosial alami mereka.
Biasanya, isolasi diri ini akan dilakukan untuk aktivitas tertentu, seperti makan dan berkembang biak. Apa saja, ya, hewan yang melakukan isolasi diri dari kelompoknya?
Paus Biru
Meski sering berenang dengan kelompok kecilnya, paus biru yang merupakan hewan terbesar di Bumi ternyata termasuk hewan penyendiri, lo.
Paus biru lebih sering terlihat berenang sendirian, atau hanya bersama pasangannya saja.
Hewan yang bisa mengonsumsi hingga lebih dari tiga ton krill per hari ini merupakan hewan yang terbiasa sendiri dan mandiri.
Saat berenang sendirian, paus biru akan mencari pasangan dengan memanggil satu sama lain dari jarak yang cukup jauh dengan suaranya yang keras dan bernada rendah.
Beruang Kutub
Biasanya, beruang kutub akan terlihat menyusuri es dalam kelompok kecil, yang terdiri dari induk dan anak-anaknya.
Namun ternyata beruang kutub termasuk hewan semi-soliter, nih, yaitu mereka bisa hidup berkelompok, bisa juga hidup sendirian.
Sama seperti paus biru, beruang kutub juga akan mengisolasi diri saat mereka sedang mencari pasangan.
Baca Juga: Mengapa Ikan di Laut Bisa Minum Air Asin Sementara Manusia Tidak Bisa Meminumnya?
Kondisi lain membuat mereka menjauh dari kelompoknya adalah saat merawat anak-anaknya.
Untuk mencari pasangan, biasanya beruang kutub jantan akan mencari beruang kutub betina dengan mengikuti aromanya. Setelah menemukan pasangan, mereka akan bersama-sama selama seminggu, kemudian berpisah.
Orangutan
Orangutan juga bisa menjadi hewan yang bersifat semi-soliter pada beberapa kondisi, nih, teman-teman.
Orangutan jantan dan betina akan saling bertemu, biasanya ketika bepergian dan makan di pohon.
Meski serign bertemu, waktu mereka bertemu hanya secara singkat saja, seperti saat makan di pohon besar berbuah.
Baca Juga: Menjadi Penjaga Hingga Bintang Film, Inilah 7 Profesi Anjing yang Mirip Seperti Manusia!
Selain itu, orangutan betina dewasa juga biasanya akan bepergian dan mengurus anaknya.
Biasanya, anak orangutan akan terus bergantung kepada induknya selama tujuh tahun.
Platipus
Teman-teman tentu pernah mendengar hewan platipus, kan? Platipus adalah hewan dalam kelompok mamalia, namun berkembang biak dengan cara bertelur.
Baca Juga: 4 Spesies Kucing Liar Ini Jarang Diketahui, Ada yang Tidak Punya Gigi untuk Mengunyah
Ternyata, mamalian adalah hewan yang pemalu, nih, teman-teman. Biasanya, platipus akan beraktivitas dengan mencari makan di dasar sungai, danau, beristirahat di sarangnya.
Biasanya, platipus hanya berkumpul untuk berkembang biak, atau saat seekor induk sedang mengasuh anaknya saja.
Panda
Sepanjang hari, panda yang pandai memanjat pohon ini akan menghabiskan 14 jam untuk makan.
Hal ini membuatnya menjadi hewan yang suka menyendiri dan menyukai kedamaian, nih.
Biasanya, panda baru akan berkumpul dengan panda lain saat sudah memasuki masa untuk mencari pasangan, yang berlansung di musim semi.
Uniknya, panda punya penciuman yang sangat berkembang, nih, sehingga membantu mereka untuk menemukan pasangan atau membantunya menghindari kontak langsung dengan panda lain.
Baca Juga: Dikenal dengan Nama Paus Pembunuh, Ini Fakta Seru Paus Orca yang Sebenarnya Bukan Paus
Jaguar
Hewan yang termasuk dalam kelompok kucing besar ini ternyata juga merupakan hewan penyendiri, lo.
Jaguar akan berkumpul dengan jaguar lainnya hanya saat mereka sedang mencari pasangan.
Sifatnya yang suka menyendiri ini ditunjukkan dari kebiasaannya dalam berburu dan menyerang mangsanya dari atas pohon.
Kucing besar yang suka main air ini juga suka berenang dan berburu ikan di sungai sendirian, teman-teman.
Macan Tutul
Macan tutul ternyata suka bersembunyi, nih, teman-teman. Hihi... Biasanya, macan tutul akan aktif berburu atau beraktivitas di waktu fajar maupun senja.
Meski hidup sendirian, macan tutul sering bepergian sendirian dan memeriksa wilayah atau habitatnya yang luasnya hingga ratusan kilometer persegi.
Biasanya, macan tutul akan terlihat bersama kawanannya selama musim mencari pasangan, atau saat seekor induk merawat anaknya.
Baca Juga: Kungkang adalah Hewan Arboreal yang Super Lambat, Ternyata Ini Sebabnya
Penyu
Dengan kemampuan navigasinya yang baik dan bisa bisa berenang ratusan kilometer dari sarangnya, penyu ternyata juga termasuk hewan penyendiri, nih.
Penyu disebut hanya suka berinteraksi atau berkumpul dengan penyu lainnya dalam waktu yang singkat.
Penyu akan berkumpul saat masa berkembang biak atau saat berada di sarangnya.
Baca Juga: Bukan Hanya Beruang, Siput Juga Bisa Hibernasi! Bahkan Hingga 3 Tahun Lamanya
Setelah menguburkan telurnya di dalam sarang yang sudah dibuatnya, penyu betina biasanya akan meninggalkan sarang berisi telur hingga para tukik menetas.
Nah, tukik yang sudah menetas ini kemudian akan berenang ke lautan tanpa induknya.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Lihat video ini juga, yuk!
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR