Bobo.id – Sebentar lagi, bulan Ramadan akan tiba, nih.
Di Indonesia, bulan Ramadan juga dikenal dengan sebutan bulan puasa.
Bulan Ramadan biasanya identik dengan banyaknya kegiatan ibadah, juga berbagai budaya masyarakat seperti membuat makanan berbuka yang khas.
O iya, apa teman-teman tahu? Penentuan awal bulan Ramadan membutuhkan proses yang melibatkan ilmu astronomi, lo.
Proses itu dilakukan untuk mengetahui dimulainya bulan Ramadan.
Kita cari tahu serba-serbinya, yuk!
Bagaimana Cara Menentukan Dimulainya Bulan Ramadan?
Setiap tahun, tanggal bermulanya bulan Ramadan berubah-ubah di kalender yang umumnya kita gunakan, teman-teman.
Ini karena kalender Hijriyah atau kalender Islam berdasar pada kalender bulan. Kalender bulan atau kalender lunar berganti bulan mengikuti fase bulan.
Sedangkan, kalender yang banyak digunakan adalah kalender Masehi yang berdasar pada pergerakan Matahari.
Awal dan akhir bulan Ramadan ditentukan dengan hisab atau perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan, teman-teman.
Baca Juga: Hidangan Kolak Identik dengan Bulan Ramadan, Bagaimana Asal-Usulnya?
Kemudian ada rukyat yang merupakan pengamatan penampakan bulan sabit.
Nah, tanda bulan Ramadan tiba adalah munculnya bulan baru atau bulan sabit, nih. Dalam bahasa Arab, bulan sabit penanda bulan baru ini disebut hilal.
Ada komite khusus yang bertugas melakukan perhitungan dan pengamatan ini, teman-teman.
Tahukah kamu? Pekerjaan ini sulit karena biasanya tanda bulan baru ini hanya terlihat sekitar 20 menit saja, lo.
Tapi, jika bulan tidak terlihat jelas karena awan atau kabut, maka ahli juga akan melakukan perhitungan untuk memastikannya.
Dikutip dari ALJAZEERA, menurut perhitungan ahli astronomi, bulan baru akan muncul tanggal 23 April pukul 02:27 GMT atau 09.27 WIB. Nah, kemudian pada tanggal 24 April, bulan baru itu akan terlihat di sebagian besar wilayah dunia.
Nah, bulan Ramadan itu bisa berlangsung selama 29 atau 30 hari, tergantung pada kemunculan bulan baru berikutnya, teman-teman.
Puasa di Berbagai Negara
Apakah teman-teman juga mulai berpuasa tahun ini?
Umat muslim melakukan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus mulai dari waktu terbitnya Matahari sampai Matahari terbenam.
Baca Juga: Kenapa Waktu Buka Puasa Berbeda-Beda di Setiap Tempat? Yuk, Cari Tahu!
Nah, karena letak wilayah yang berbeda-beda, maka waktu puasa ini juga bisa berbeda-beda.
Misalnya, di negara yang sedang mengalami musim panas, waktu siangnya bisa lebih lama dibandingkan malam harinya, sehingga waktu puasanya lebih lama.
Sebaliknya, di negara yang sedang mengalami musim dingin, di mana waktu malam lebih lama, maka waktu puasanya lebih singkat.
Sementara kita yang tinggal di wilayah ekuator, rata-rata berpuasa selama 13 jam, karena pembagian malam dan siang hampir sama.
O iya, bulan puasa bukan hanya waktunya menahan lapar dan haus, lo. Melainkan juga melatih diri menjadi lebih baik, seperti menghindari marah-marah, banyak bersedekah, serta berbuat baik pada sesama.
Baca Juga: Maag Kambuh saat Puasa? Coba 4 Tips Buka Puasa untuk Penderita Maag, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | National Geographic,ALJAZEERA |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR