Mereka juga membasahi setiap pala menggunakan jeruk nipis sebelum dikirimkan untuk menjadikannya tidak subur.
Lukisan raksasa yang menceritakan pembantaian orang-orang terpandang di Banda tahun 1621 yang terpasang di Rumah Budaya Banda Neira, Maluku.
Selain itu, hukuman mati juga menanti mereka yang dicurigai mencuri, menumbuhkan, atau menjual pala di tempat lain.
Sekitar 5 tahun dari kedatangan Inggris, VOC berhasil menguasai Banda dengan cara mengirim pasukan sebanyak 2000 tentara yang menyebabkan ribuan warga Banda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen.
Penduduk Banda pun berkurang hingga tersisa 1000 jiwa. Berkurangnya populasi ini jadi kesempatan bagi VOC untuk kemudian memperbudak warga Banda yang tersisa.
Mereka berhasil mempertahankan monopoli pala ini dengan cara kekerasan dan kerahasiaan tingkat tinggi.
Mereka tidak pernah memberi tahu pada para penjual yang mengambil pala dari mereka di mana lokasi Banda.
Hingga pada 1769, seseorang bernama Pierre Poivre, seorang ahli hortikultura asal Perancis datang ke Banda. Ia menyelundupkan pala dan pohon pala tepat di bawah hidung Belanda.
Perancis pun berhasil menanam biji pala di koloni mereka di Mauritius. Monopoli Belanda perlahan hancur.
Sementara itu di Banda, Inggris belum menyerah. Mereka kembali ke Banda pada 1796-1800 ketika VOC sudah di ambang kehancuran.
Setelah VOC akhirnya bubar di akhir abad ke-18, pemerintah Belanda yang mengambil alih.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR