Bobo.id - Ada berbagai bencana alam yang bisa terjadi di Bumi, salah satunya gempa bumi.
Gempa bumi termasuk bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Sayangnya, tidak seperti becana alam lainnya, gempa bumi adalah bencana alam yang sangat sulit diprediksi.
Proses Terjadinya Gempa Bumi
Lapisan kerak Bumi terdiri dari beberapa lempeng tektonik, yang terdiri dari lempengan batuan bergerigi yang besar dan di bawah setiap lempeng tadi ada lapisan mantel Bumi yang suhunya panas.
Nah, lempeng tadi akan menyebar sekitar satu hingga 20 sentimeter setiap tahunnya.
Kalau diukur menggunakan penggaris, pergerakan ini mungkin tidak jauh. Namun kalau pergerakan ini terjadi pada lempeng Bumi, maka akan timbul retakan yang dalam pada lempeng yang saling berinteraksi itu.
Gempa bumi bisa terjadi kalau tekanan dari retakan itu terjadi di wilayah yang tidak stabil, nih.
Selain gempa bumi yang terjadi di lempeng tektonik Bumi, ternyata ada jenis gempa lainnya, yaitu gempa es atau icequake. Apa itu icequake dan bagaimana proses terjadinya?
Baca Juga: Ada Asteroid yang Pernah Memicu Kepunahan Massal di Bumi, Ketahui 5 Fakta Asteroid Lainnya, yuk!
Apa Itu Icequake?
Kalau mendengar istilah gempa es atau icequake, mungkin kita akan berpikir mengenai gempa bumi, tapi terjadi pada es.
Sebenarnya gempa bumi dan gempa es memiliki kesamaan, yaitu menyebabkan tanah bergetar.
Selain itu, gempa es juga bisa diukur atau diketahui dengan menggunakan seismograf atau alat pengukur kekuatan gempa.
Baca Juga: Air Penting untuk Kehidupan, Bagaimana kalau Tidak Ada Lagi Air di Bumi, ya?
Namun perbedaan keduanya adalah penyebab masing-masing gempa.
Gempa es sangat umum terjadi di Antartika, bagian kutub selatan Bumi yang dilapisi oleh es.
Nah, gempa es ini terjadi saat air yang ada di permukaan membeku dengan cepat.
Akibatnya, saat air membeku dengan cepat, maka es akan mengembang dan permukaannya menjadi lebih tinggi dibandingkan saat masih berupa es.
Baca Juga: Merasa Kegerahan Beberapa Hari Ini? Ternyata Suhu di Indonesia Sedang Naik! Ini Penjelasannya
Ketika air di tanah menjadi es, maka ia bisa memecah tanah serta bebatuan yang ada di sekitarnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, hal ini bisa menyebabkan keretakan di tanah bagian atas.
Terjadi Banyak Gempa Es di Antartika
Wilayah benua Antartika menjadi tempat yang paling sering mengalami gempa es, nih.
Bahkan menurut para ahli, sekitar ratusan ribu gempa es sudah terjadi di Antartika dalam beberapa tahun terakhir.
Namun penyebab banyaknya gempa es yang terjadi di Antartika justru bukan karena suhu yang rendah dan sangat dingin, teman-teman.
Gempa es di Antartika justru disebabkan karena meningkatnya suhu menjadi lebih hangat.
Baca Juga: Hewan Laut Mengurangi Kadar Garam di Laut, Apakah Air Laut Bisa Menjadi Semakin Asin?
Suhu yang menghangat akan membuat es jadi mencair, kemudian membuat air yang mencair tadi kembali membeku menjadi lapisan es.
Saat es di Antartika mencair, air akan bercampur dengan lumpur dan menyebabkan es lumpur.
Nah, ketika malam hari dan suhu Antartika mencair, maka lapisan atas lumpur membeku dengan cepat dan menyebabkannya mengembang, melengkung, kemudian retak dan menimbulkan gempa es.
Selain di Antartika, sebenarnya gempa es ini juga terjadi di Greenland dan paling sering terjadi di dekat gletser.
Baca Juga: Sering Salah, Ternyata Sahur Bukanlah Waktu yang Tepat untuk Makan Lebih Banyak!
Apa yang Terjadi saat Gempa Es Berlangsung?
Wah, kalau penyebab dari dua jenis gempa ini berbeda, bagaimana wujud dari gempa es yang terjadi?
Peneliti menjelaskan, gempa es biasanya lebih lemah dibandingkan dengan gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lempeng tektonik.
Bahkan gempa es ini sering tidak dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitar kejadian gempa es terjadi.
Baca Juga: Dampak Erosi Tanah pada Lingkungan dan Cara Pencegahannya
Saat gempa es terjadi dan lapisan es mengalami keretakan, biasanya hal yang terjadi adalah munculnya suara patahan maupun gemuruh yang sangat keras.
Namun karena kekuatan getarannya lebih kecil dari gempa bumi, maka gempa es lebih sering hanya terdengar suaranya dan getarannya tidak dirasakan.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Lihat video ini juga, yuk!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Wonderopolis |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR