Bobo.id - Jenderal Sudirman dikenal dengan perjuangannya bersama rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda, termasuk dalam Pertempuran Ambarawa.
Bahkan pertempuran yang dilakukan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dipimpin Jenderal Sudirman ini diperingati setiap 15 Desember sebagai Hari Juang Kartika.
Apa yang membuat pertempuran ini sampai dibuat hari peringatannya, ya?
Bagaimana Jenderal Sudirman memimpin pertempuran hingga bisa melawan penjajah Belanda dan Sekutu keluar dari Ambarawa?
Baca Juga: Apa yang Bisa Kita Teladani dari Perjuangan Jenderal Sudirman?
Apa Itu Pertempuran Ambarawa atau Palagan Ambarawa?
Sesuai namanya, pertempuran Ambarawa atau palagan Ambarawa adalah pertempuran yang terjadi di Ambarawa, sebuah wilayah yang berada di sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah.
Pertempuran Ambarawa merupakan peristiwa perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada Sekutu, yaitu Belanda dan Inggris.
Pertempuran ini terjadi sejak 20 Oktober hingga 15 Desember 1945. Namun pihak Indonesia baru melancarkan serangan ke pihak Sekutu pada 12 Desember 1945.
Penyebab Terjadinya Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa ini diawali dari kedatangan Belanda dan Sekutu ke Indonesia untuk mengurus serta melucuti tawanan perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.
Kedatangan Belanda dan sekutu ini pada awalnya disambut dengan baik oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, Mr Wongsonegoro, teman-teman.
Pihak Sekutu pun menyetujui dengan tidak mengganggu kedaulatan yang dimiliki oleh Indonesia.
Namun pasukan NICA Belanda dan Sekutu justru diketahui ingin kembali menjadikan Indonesia sebagai negara jajahannya.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Berupa Prasasti, Apa Saja, ya, Prasastinya?
Hal ini ditandai dengan adanya pengibaran bendera Belanda, hingga penyerangan terhadap markas TKR yang dilakukan oleh Sekutu.
Selain itu, tawanan Belanda yang dibebaskan juga diberi senjata untuk melawan rakyat Indonesia, nih, hingga timbul insiden bersenjata yang terjadi di Magelang.
Peristiwa ini ternyata menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia, namun berhasil ditenangkan oleh Presiden Soekarno.
Setelah peristiwa di Magelang, tentara Sekutu melarikan diri ke Ambarawa dan tentara yang ada di Ambawara mulai melakukan pengejaran terhadap tentara Sekutu.
Jenderal Sudirman Mulai Memimpin Pertempuran Ambarawa dengan Strategi Supit Urang
Tentara Sekutu yang sudah menyerang Ambawara membuat TKR bekerja sama dengan tentara dari wilayah lain, seperti Purwokerto, Yogyakarta, Salatiga, dan Solo, bergabung untuk melakukan perlawanan.
Namun senjata yang digunakan oleh pasukan Sekutu lebih modern, nih, sehingga pasukan tentara Indonesia berhasil sedikit dikalahkan.
Jenderal Sudirman yang mengetahui hal ini kemudian langsung menuju Ambarawa dan memimpin komando seluruh TKR dan pasukan rakyat saat itu.
Dalam memimpin pasukan untuk mengalahkan pihak Sekutu, Jenderal Sudirman menciptakan strategi yang bernama Supit Urang.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari situs resmi Komando Daerah Militer XIV Hasanuddin, strategi ini dilakukan dengan gerakan pendobrakan oleh pasukan pemukul dari arah selatan dan barat ke arah timur, menunju Semarang.
Nah, gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan gerakan penjepitan dari kanan ke kiri, seperti udang atau urang dalam bahasa Jawa, untuk menjepit mangsa.
Nantinya, serangan ini akan membuat musuh terjepit di bagian luar Ambarawa ke arah Semarang dan komunikasi dengan pusat menjadi terputus.
Baca Juga: Digunakan untuk Minta Tolong, Cari Tahu Makna 'SOS' yang Sebenarnya, yuk!
Ada beberapa tempat dataran tinggi yang digunakan oleh Jenderal Sudirman untuk mengalahkan musuh, yaitu Bawen, Lemahabang, Bandungan, Tuntang, Banyubiru, Ngampin, Jambu, Kelurahan, dan Baran.
Penyerangan ini dilakukan mulai tanggal 12 Desember 1945 dan tentara Sekutu berhasil dipukul mundur dari Ambarawa pada 15 Desember 1945.
Kemenangan Pertama TKR Setelah Kemerdekaan
Peristiwa mundurnya Belanda dan Sekutu dari Ambarawa saat itu menjadi peristiwa penting bagi sejarah militer Indonesia, lo.
Pertempuran Ambarawa yang dilakukan oleh TKR bersama dengan pasukan rakyat ini penting, karena kemenangan ini menjadi kemenangan pertama institusi militer Indonesia setelah kemerdekaan.
Peristiwa Pertempuran Ambarawa juga menjadi bukti kalau strategi yang disusun oleh Jenderal Sudirman berhasil membuat Belanda dan Sekutu keluar dari wilayah Ambarawa.
Bahkan hal ini membuat Sudirman yang tadinya masih berpangkat Kolonel berhasil mendapatkan pangkat Jenderal dari Presiden Soekarno.
Baca Juga: Bukan untuk Membersihkan Telinga, Inilah Sejarah Penggunaan Cotton Bud
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Yuk, lihat video ini juga!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR