Bobo.id – Saat bertemu dengan teman-teman atau orang yang dikenal di jalan, biasanya kita akan bersalaman atau berjabat tangan.
Namun, selama beberapa bulan terakhir ini, kebiasaan bersalaman atau berjabat tangan berubah karena dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19.
Akhirnya, banyak orang menciptakan berbagai cara sapaan yang baru selain bersalaman, seperti saling menyentuhkan siku atau kaki.
O iya, biasanya saat hari raya Idul Fitri juga identik dengan bermaaf-maafan, dan bersalam-salaman.
Namun, karena kita sedang melawan penyebaran penyakit menular, lebih baik kita menghindari dulu bersalam-salaman, ya. Kita bisa menangkupkan tangan dan tersenyum sebagai penggantinya.
Tapi, teman-teman, apa kamu sudah tahu sejak kapan manusia bersalaman?
Meski ada yang berpendapat bahwa bersalaman sudah dilakukan manusia sejak zaman sebelum masehi, ada juga yang berpendapat bahwa tradisi bersalaman atau berjabat tangan baru dilakukan abad ke-19, nih.
Sejak Kapan Manusia Bersalam-salaman?
Dalam sebuah peninggalan abad ke-9 Sebelum Masehi, tampak ada figur dua orang saling menggenggam tangan.
Ada juga sebuah catatan sebelum Masehi yang menyebut bahwa dua orang mengenggam tangan dan berjanji satu sama lain.
Baca Juga: 4 Tradisi Unik Takbiran di Indonesia, Berbagi Masakan Hingga Meledakkan Meriam!
Namun, menurut ahli sejarah, tradisi jabat tangan modern untuk saling menyapa satu sama lain baru mulai dilakukan manusia pada abad ke-19 atau tahun 1800-an.
Ini karena pada saat itu, bersalaman baru dianggap sebagai gestur yang sebaiknya hanya dilakukan antar teman.
Nah, jabat tangan atau bersalaman sendiri pada masa-masa sebelum Masehi digunakan untuk membuat perjanjian, seperti perjanjian perdamaian konflik.
Sedangkan, bersalaman atau berjabat tangan yang digunakan untuk saling menyapa, justru lebih sulit ditelusuri asal-usulnya, lo.
Bersalaman untuk Saling Menyapa
Salah satu petunjuk awal jabat tangan modern untuk saling menyaoa ini ditemukan ahli sejarah dalam sebuah tulisan Jerman yang diterjemahkan dari Bahasa Prancis, yang berjudul Gargantua and Pantagruel karya Rabelais.
Ketika seorang karakter bertemu dengan Gargantua, dalam terjemahan bahasa Jerman itu tertulis aktivitas yang merujuk pada berjabat tangan. Sayangnya, terjemahan dalam bahasa Inggrisnya diartikan berbeda.
Menurut ahli sejarah, tulisan dalam terjemahan bahasa Jerman ini merupakan salah satu tanda tradisi bersalaman untuk saling menyapa.
Ada juga yang menyebutkan bahwa tahun 1607, penulis yang dipercaya berasal dari Skotlandia, James Cleland, menerangkan bahwa ia lebih suka bersalaman dengan dua tangan kanan dengan orang lain dalam sebuah pertemuan, dibandingkan membungkuk dan mencium punggung tangan.
Baca Juga: Begini Salam Persahabatan di Selandia Baru, Apa Namanya, ya?
Kemudian, para ahli menyebut bahwa pernyataan James Cleland itu justru menunjukkan bahwa ia lebih senang kembali menyapa seseorang dengan cara yang lebih tradisional di Eropa.
Menurut ahli sejarah, selama berabad-abad, bersalaman tergantikan dengan cara menyapa yang melihat pangkat seseorang, yaitu membungkuk.
Di sisi lain, saat itu masih ada juga masyarakat Eropa yang mempertahankan bersalaman, misalnya di sebuah kota di Belanda, masyarakatnya menggunakan jabat tangan sebagai bentuk kesepakatan setelah berselisih.
Pada abad ke-17, kelompok keagamaan yang disebut the Quakers juga menggunakan tradisi bersalaman karena mereka menjunjung persamaan antara satu orang dan orang lainnya (tidak dibedakan status, pangkat, hak).
Lalu, sejak kapan cara bersalaman mulai banyak dilakukan banyak orang untuk menyapa satu sama lain?
Seiring dengan pangkat sosial yang mulai menghilang di Eropa, maka jabat tangan atau bersalaman mulai banyak kembali dilakukan banyak orang di tahun 1800-an, dan bertahan sampai sekarang.
Begitulah sedikit kisah tentang kebiasaan manusia yang bersalaman untuk saling menyapa, teman-teman.
Baca Juga: Asal-usul Tradisi Mudik di Indonesia, Ternyata Sudah Ada dari Zaman Majapahit!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Mental Floss |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR