Bobo.id – Siapa penyair Indonesia favoritmu, teman-teman? Salah satu penyair Indonesia adalah Bapak Sapardi Djoko Damono.
Bapak Sapardi Djoko Damono merupakan seorang penulis puisi legendaris! Beliau adalah salah satu ikon dunia sastra Indonesia.
Selain menulis puisi, Bapak Sapardi Djoko Damono juga menulis buku, lo, teman-teman.
Yuk, kita berkenalan lebih jauh dengan Bapak Sapardi Djoko Damono!
Sapardi Djoko Damono, Penulis Puisi Legendaris
Bersumber dari Kompas.com, mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra.
Bapak Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta (Solo), pada 20 Maret 1940.
Beliau berkuliah di program studi Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan belajar kajian kemanusiaan di University of Hawaii, Amerika Serikat.
Saat ini, Bapak Sapardi Djoko Damono mengajar program Pascasarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan program Pascasarjana di Institut Kesenian Jakarta. Beliau juga aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra di Indonesia.
Baca Juga: Ada Tugas Sekolah Membuat Puisi? Ikuti Tips Menulis Puisi Ini, yuk!
Karya Sapardi Djoko Damono
Puisi yang dituliskan Bapak Sapardi Djoko Damono banyak dikagumi, teman-teman.
Apa kamu pernah membaca puisi karya Bapak Sapardi Djoko Damono?
Beberapa karya puisi Bapak Sapardi Djoko Damono yang terkenal adalah puisi Hujan Bulan Juni, Aku Ingin, Yang Fana adalah Waktu, dan Pada Suatu Hari Nanti.
Berikut ini adalah puisi Bapak Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Hujan Bulan Juni”:
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Baca Juga: Kamu Juga Bisa Menulis Puisi Seperti Chairil Anwar, Bagaimana Caranya?
Indah, bukan, puisinya?
Ada kisah di balik puisi Hujan Bulan Juni karya Bapak Sapardi Djoko Damono, lo.
Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, puisi Hujan Bulan Juni dibuat saat masa muda Bapak Sapardi Djoko Damono di Yogyakarta dan Solo.
Bulan Juni – Juli adalah masa libur mahasiswa, beliau selalu menjalani bulan Juni yang kemarau dan kering, dan tidak pernah merasakan hujan pada bulan-bulan itu.
Meneladani Sapardi Djoko Damono
Bagi Bapak Sapardi Djoko Damono, menulis puisi bisa bersumber dari apa saja, misalnya dari hal yang terjadi di sekitar kita, tayangan yang kita tonton, atau saat berinteraksi dengan orang lain.
Dalam tayangan Di Balik Pena di kanal Youtube Gramedia, Bapak Sapardi Djoko Damono menyebutkan bahwa sajak favoritnya adalah sajak yang belum beliau tuliskan.
Sebabnya, jika beliau sudah menganggap sajak yang sudah ditulisnya baik, beliau jadi tidak menulis lagi. Sehingga beliau harus menulis lebih baik lagi.
Wah, ini jadi pesan bagi kita, supaya terus berkarya dan tidak cepat merasa puas, sehingga terus berusaha lebih baik, teman-teman.
Baca Juga: Contoh Puisi Bertema Keluarga, Coba Buat untuk Anggota Keluargamu, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR