Berdasar laporan paa peneliti, di sana ada serigala, beruang cokelat, bison, lynx, kuda Przewalksi, ratusan spesies burung, dan banyak yang lainnya.
Tahun lalu, sebagian besar kelompok peneliti yang meneliti kehidupan alam liar Chernobyl mengadakan pertemuan di Inggris. Para peneliti saling membagikan dan mendiskusikan hasil penelitian masing-masing tentang alam liar Chernobyl.
Saat itu, peneliti menyimpulkan bahwa area itu memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, teman-teman.
Kelompok hewan yang diteliti juga menunjukkan bahwa populasinya tetap stabil dan tidak begitu terpengaruh oleh tingkat radiasi di sana.
Selain mamalia dan burung, di sana juga ditemukan ada banyak amfibi, lo.
Bahkan, ditemukan bahwa beberapa hewan menunjukkan adanya adaptasi terhadap kondisi alam yang dipengaruhi radiasi.
Misalnya, katak yang hidup dalam zona eksklusi memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan dengan katak yang hidup di luar zona eksklusi. Kemungkinan, ini merupakan bentuk hewan melindungi diri dari pengaruh radiasi.
Pengaruh Radiasi pada Hewan dan Tumbuhan
Meski populasi hewan dan keanekaragaman hayati di Chernobyl saat ini stabil, namun ada beberapa hewan dan tumbuhan yang mengalami pengaruh buruk radiasi.
Di wilayah Zona Eksklusi Chernobyl, ada hutan pinus yang sekarang disebut Red Forest, karena mati warnanya berubah seperti karat akibat pengaruh debu radioaktif.
Pada hewan, misalnya sebagian serangga ada yang di Zona Ekslusi Chernobyl ada yang berusia lebih pendek dan lebih mudah terkena penyakit.
Baca Juga: Terlihat Mirip Hewan Peliharaan, Hewan-Hewan Ini Sebenarnya Hewan Liar, lo!
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | National Geographic,The Conversation |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR