Bedanya, peserta penelitian yang tidak makan sebelum berbelanja ternyata membeli enam makanan lain yang tinggi kalori.
Penelitian lain yang dilakukan saat peserta berbelanja langsung di supermarket juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, lo, teman-teman.
Dari 82 pembelian di supermarket, pembeli rata-rata membeli makanan berkalori rendah sekitar pukul 1 hingga 4 sore.
Sedangkan pembeli akan membeli makanan berkalori tinggi sekitar pukul 4 sore dan 7 malam.
Waktu-waktu ini menunjukkan jam di mana pembeli baru saja makan siang saat membeli makanan berkalori rendah dan belum mengonsumsi makan malam ketika membeli makanan berkalori tinggi.
Mengapa Waktu Makan Memengaruhi Barang yang Dibeli saat Berbelanja?
Setelah mengetahui hasil penelitian itu, teman-teman pasti bertanya-tanya, mengapa barang yang dibeli saat berbelanja dipengaruhi oleh perut yang kosong atau perut yang sudah kenyang.
Seorang peneliti dari Imperial College London, Bapak Tony Goldstone mengatakan, hal ini bisa saja berhubungan dengan evolusi perilaku manusia.
Pak Tony mengatakan, manusia akan berusaha untuk mencari makanan berkalori tinggi setelah waktu puasa yang lama, atau dalam hal ini adalah saat mereka belum makan setelah waktu makan terakhirnya.
Ketika tubuh belum makan dalam waktu lama, maka tubuh akan berusaha untuk mempertahankan keadaannya dalam keadaan yang paling baik.
Nah, dalam kondisi ini, tubuh akan membutuhkan energi, dengan cara mencari makanan yang berkalori tinggi untuk dibeli saat berbelanja, yang bisa memenuhi kebutuhan energinya.
Inilah sebabnya, para peneliti menganjurkan agar sebelum berbelanja, sebaiknya kita makan lebih dulu.
Makanan yang dikonsumsi bisa berupa camilan atau buah-buahan yang bisa mengisi perut sebelum berbelanja.
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Reuters,Healthline |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR