Saat pulang, hari sudah gelap. Mereka terus berjalan di jalan yang sepi. Bintang-bintang bertaburan dan berkelap-kelip di langit.
“Sangat indah!” kata Hoho keledai. Ia berhenti sejenak untuk melihat pemandangan indah di langit. Mereka lalu meneruskan perjalanan dengan diterangi sinar bulan.
Semakin lama, Hoho semakin pelan berjalan. Itu karena ia sangat lelah. Begitu juga Tia. Mereka juga takut dimarahi karena pulang terlalu malam.
Kini, Hoho sudah kembali ke kandangnya. Ia kehilangan selera makan. Punggungya pedih karena terlalu lama berjemur di matahari. Matanya juga penuh airmata. Ia mungkin tak bisa bertemu Tia lagi.
Hoho ingat, hari itu sangat indah. Matahari bersinar cerah, bunga-bunga, kupu-kupu dan burung-burung juga tampak ceria. Namun yang paling ia ingat adalah laut besar dan Tia, sahabatnya. Hoho si keledai cokelat menunduk sedih lagi.
Dari rumah Tia, di sebelah peternakan tempat Hoho tinggal, terdengar tangis Tia. Kini ia sedang sakit dan demam. Ia terlalu lama bermain di bawah sinar matahari musim panas bersama Hoho.
“Hohoooo… aku mau bertemu Hoho, temanku…” tangis Tia dalam mimpinya. Wah, Tia mengigau karena badannya panas tinggi.
“Jangan bikin dia sedih. Jangan bikin dia menangis,” kata dokter pada ayah Tia.
Baca Juga: Hati-Hati, 5 Makanan yang Biasa Diberikan pada Hewan Peliharaan Ini Ternyata Bisa Membahayakan!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR