Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Tia dan Hoho Keledai.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
-----------------------------
Hoho adalah keledai kecil jantan. Bulunya tebal dan hangat berwarna seperti bulu tupai. Ia tinggal di sebuah peternakan milik Pak Pedi. Hoho punya teman istimewa bernama Tia. Anak perempuan itu berusia 7 tahun. Ia tinggal di sebelah peternakan tempat Hoho tinggal.
“Hoho, ayo, kita pergi ke tempat yang bagus!” ajak Tia suatu hari.
“Silakan naik ke punggungku, Tia. Aku akan membawamu!” kata Hoho.
Mereka berdua lalu meninggalkan peternakan Pak Pedi, dan pergi ke padang rumput. Embun bersinar di rumput hijau dan wangi rumput tercium saat mereka lewat.
“Halo…” sapa Tia dan Hoho pada penghuni padang rumput.
“Selamat jalan-jalan,” teriak para anak sapi.
“Selamat menikmati hari yang indah!” kata tupai-tupai.
Baca Juga: Ini Beberapa Sebab Keringat Dingin yang Perlu Diketahui, Apakah Berbahaya?
“Aku akan bawakan kerang-kerang cantik untuk kalian,” janji Tia.
Hoho meneruskan perjalanannya menuju laut. Tia belum pernah melihat laut sebelumnya.
“Laut itu seperti apa?” tanya Tia.
“Kamu pasti suka, aku yakin,” kata Hoho.
Sambil berjalan menuju laut, Hoho memakan rumput manis dan bunga thistles yang ditemuinya. Kupu kupu terbang di sekitar mereka. Juga capung-capung yang mencari sungai yang dingin.
Tia terus mengendarai Hoho dan akhirnya mereka sampai di tepi laut.
“Waaah, besar dan indahnya laut ini…” seru Hoho.
“Ayo, injak air laut, Hoho! Jangan jalan di tepi pantai saja,” bujuk Tia.
Hoho belum pernah menginjak air laut. Ia hanya pernah berlari di kolam. Kakinya benar-benar merasakan hal yang aneh saat ombak menerpanya.
Tia turun dari punggung Hoho. Keduanya seharian bermain di ombak. Mereka juga bermain di pasir hangat dan membangun kastil dan benteng pasir. Domba-domba dari lembah ikut membantu mereka membangun kastil. Tia dan Hoho sangat gembira sampai lupa waktu.
Ketika matahari merah hampir tenggelam di air, laut menjadi pink dan ungu. Mereka sangat gembira senja telah tiba.
“Tinggallah bersama kami,” kata domba-domba. “Kami punya pondok bersar di lembah.”
“Terimakasih,” kata Tia. “Tapi kami harus pulang.”
Saat pulang, hari sudah gelap. Mereka terus berjalan di jalan yang sepi. Bintang-bintang bertaburan dan berkelap-kelip di langit.
“Sangat indah!” kata Hoho keledai. Ia berhenti sejenak untuk melihat pemandangan indah di langit. Mereka lalu meneruskan perjalanan dengan diterangi sinar bulan.
Semakin lama, Hoho semakin pelan berjalan. Itu karena ia sangat lelah. Begitu juga Tia. Mereka juga takut dimarahi karena pulang terlalu malam.
Kini, Hoho sudah kembali ke kandangnya. Ia kehilangan selera makan. Punggungya pedih karena terlalu lama berjemur di matahari. Matanya juga penuh airmata. Ia mungkin tak bisa bertemu Tia lagi.
Hoho ingat, hari itu sangat indah. Matahari bersinar cerah, bunga-bunga, kupu-kupu dan burung-burung juga tampak ceria. Namun yang paling ia ingat adalah laut besar dan Tia, sahabatnya. Hoho si keledai cokelat menunduk sedih lagi.
Dari rumah Tia, di sebelah peternakan tempat Hoho tinggal, terdengar tangis Tia. Kini ia sedang sakit dan demam. Ia terlalu lama bermain di bawah sinar matahari musim panas bersama Hoho.
“Hohoooo… aku mau bertemu Hoho, temanku…” tangis Tia dalam mimpinya. Wah, Tia mengigau karena badannya panas tinggi.
“Jangan bikin dia sedih. Jangan bikin dia menangis,” kata dokter pada ayah Tia.
Baca Juga: Hati-Hati, 5 Makanan yang Biasa Diberikan pada Hewan Peliharaan Ini Ternyata Bisa Membahayakan!
Ayah Tia lalu melangkah ke luar rumah. Ia melewati jalan berbunga dan pergi ke peternakan di sebelah rumahnya. Rupanya, ayah Tia bertemu dengan Pak Pedi, pemilik peternakan dan juga pemilik Hoho. Ayah Tia menceritakan sesuatu pada Pak Pedi. Apa yang dikatakan ayah Tia?
Esok paginya, Tia terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih lemah. Namun, ia seketika girang ketika melihat sesuatu di kamarnya. Hoho tampak berbaring di lantai di dekat tempat tidurnya. Ketika Tia bangun, Hoho pun bangun dan tersenyum lebar, “Cepat sembuh, Tia!” sapa Hoho.
“Hoho sekarang sudah jadi milikmu,” kata ayah Tia sambil masuk ke kamar Tia. “Ayah sudah beli dari Pak Pedi, tetangga kita!”
“Oh, Ayah! Ayah membuat aku jadi anak terbahagia di dunia ini. Ayah memberikan teman terbaik untukku!” seru Tia girang.
Setelah Tia sembuh, ia dan Hoho jadi sering bermain di pantai. Namun tentu saja tidak sampai larut malam.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: yanB
#MendongenguntukCerdas
Baca Juga: Bukan Pagi Hari, Ternyata Inilah Waktu Paling Tepat untuk Olahraga Lari
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR