Bobo.id - Tahukah kamu dimana letaknya negara Mongolia?
Mongolia juga dikenal sebagai negara paling sepi di dunia, lo.
Ini karena Mongolia punya wilayah yang sangat luas, namun populasi penduduknya tidak terlalu banyak.
Di Mongolia juga masih ada suku yang hidup nomaden, lo, salah satunya suku yang nomaden sambil menggembala rusa.
Uniknya, suku nomaden penggembala rusa ini adalah yang terakhir di dunia!
Suku nomaden penggembala rusa di Mongolia ini namanya suku Dukha.
Suku Dukha hidup berpindah-pindah tempat dan mengikuti kemanapun rusa gembalaannya pergi.
Rupanya, ini juga berhubungan dengan makna rusa bagi orang Mongolia, lo.
Baca Juga: Di Asia Ada Negara Paling Sepi di Dunia, di Sana Ada Ibu Kota Terdingin!
Makna Rusa bagi Orang Mongolia
Selama ribuan tahun, suku Dukha sudah tinggal di wilayah bagian utara negara Mongolia, teman-teman. Tepatnya di Taiga.
Selama ribuan tahun pula, suku Dukha sudah menggembala dan beternak rusa.
Di Mongolia, ada mitologi yang menceritakan tentang rusa, teman-teman.
Orang Mongolia mempercayai kalau rusa adalah makhluk mistis. Rusa dipercaya membawa arwah dari orang yang mereka sayangi.
Namun, orang Mongolia juga jarang bertemu rusa karena rusa memilih tinggal di tempat yang jarang ditinggali manusia. Yaitu di wilayah pegunungan yang masih asli suasana alamnya.
Nah, suku yang menggembala rusa seperti suku Dukha berpindah-pindah sesuai dengan arah rusa bergerak pergi.
Ini disebabkan oleh rusa yang mengikuti pertumbuhan padang rumput.
Saat musim dingin, suhu di Taiga bisa mencapai -40 derajat Celcius.
Namun, suku Dukha tetap senang merawat para rusa.
Karena rusanya berukuran besar, rusa di Mongolia ini juga dijadikan alat transportasi. Sementara susunya dikonsumsi para penggembala.
Baca Juga: Ada yang di Gurun dan Ada yang Menggembala, Ini 4 Suku Nomaden di Dunia
Suku Nomaden Terakhir yang Menggembala Rusa
Dahulu ada banyak suku yang memiliki gaya hidup seperti suku Dukha. Yaitu hidup berpindah-pindah sambil menggembala rusa.
Namun, sekarang suku Dukha jadi suku terakhir di dunia yang memiliki gaya hidup seperti ini.
Jumlah keluarga orang Dukha yang menggembala sambil berpindah ini menurun di tahun 1980-an, teman-teman.
Sutradara film dan penulis Sas Carey menulis buku tentang budaya menggembala dan nomaden masyarakat Mongolia. Bukunya berjudul Reindeer Herders in My Heart: Stories of Healing Journeys in Mongolia.
Kini hanya ada 23 keluarga yang menjadi penggembala rusa sekaligus hidup nomaden. Namun jumlah rusa gembalanya meningkat jadi sekitar 2.000 ekor rusa.
Menurut anggota suku Dukha, mereka masih melakukannya karena leluhur mereka juga nomaden dan menggembala.
Nomaden dan menggembala bukan sekadara gaya hidup, namun sudah menjadi tradisi dan budaya turun-temurun.
Baca Juga: Rahasia Orang Sherpa yang Bisa Bertahan Hidup di Himalaya yang Dingin
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Great Big Story |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR