Pada suatu malam yang sepi, didengarnya langkah-langkah kaki mendekati pintu rumahnya. Ketika membuka pintu, tampaklah anaknya.
"Mengapa kau sudah kembali?" tanya ibunya tanpa tersenyum. "Apa kau sudah mempelajari semua yang harus dipelajari? Sudah siap menghadapi ujian?" Can Syek Bong tertegun mendengar pertanyaan beruntun dari ibunya.
"Ibu, berpuluh kilometer sudah aku tempuh untuk kemari dengan berjalan kaki. Aku letih dan lapar, Bu," sahut anaknya itu.
Walau sudah rindu, ibunya tetap tidak menunjukkan rasa rindunya. Ia kembali bertanya, "Apa semua pelajaran dalam sepuluh tahun, bisa kau pelajari hanya dalam waktu lima tahun?"
"Aku sudah banyak belajar, Bu!" seru Can Syek Bong, "Aku hanya pulang lebih cepat dari yang Ibu tentukan."
"Masuklah dan akan kamu buktikan," kata ibunya.
Ibunya menyuruh Can Syek Bong duduk. Ia memberi satu kuas, tinta cina dan kertas. "Buatlah lukisan sepuluh huruf pertama," kata ibunya.
"Kamu harus mampu menulisnya dalam gelap, seperti Ibu mampu membuat serabi dalam gelap. Kamu menulis sementara Ibu membuat serabi."
Tak lama, ibunya muncul dengan baki di tangan berisi beberapa kue serabi yang harum baunya. Ibunya menyalakan lampu dan melihat tulisan anaknya yang tidak rapi dan tidak teratur.
"Lihat kue serabi buatan Ibu," kata ibunya pada Can Syek Bong. Si anak melihat kue buatan ibunya yang halus dan sama besarnya.
Baca Juga: Tips Aman Makan Mi Instan untuk Penderita Diabetes, Ketahui Agar Tidak Buat Gula Darah Naik
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR