Bobo.id - Dalam tayangan Belajar dari Rumah hari ini, ada materi tentang cerita rakyat Jawa Barat, yaitu asal-usul kota Cianjur dan Bandung.
Kota Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat, teman-teman.
Apa kamu pernah tahu asal-usul kota Bandung?
Dalam kisah asal-usul kota Bandung, ada pelajaran baik yang bisa kita peroleh, lo!
Asal-Usul Kota Bandung
Empu Wisesa dan 2 Muridnya
Di Bandung, ada sebuah sungai yang bernama Sungai Citarum. Kisah asal-usul Bandung dimulai dari sungai itu.
Dahulu, ada seorang sakti yang bernama Empu Wisesa. Empu Wisesa memiliki seorang anak perempuan yang bernama Sekar.
Empu Wisesa juga memiliki dua orang murid, yaitu Wira dan Jaka.
Saat Empu Wisesa masih muda belasan tahun sebelumnya, Gunung Tangkuban Perahu meletus dan laharnya mengalir ke desa-desa sekitarnya, sehingga banyak menelan korban jiwa.
Ketika itu, Empu Wisesa mengunjungi desa yang terkena lahar itu, ia menemukan dua orang bayi yang orang tuanya meninggal dunia dan merawatnya.
Kedua bayi itu adalah Wira dan Jaka.
Selain merawat Wira dan Jaka, Empu Wisesa juga menyalurkan ilmu bela diri dan kearifan hidup pada dua muridnya itu.
Namun, dua murid Empu Wisesa itu punya sifat yang sangat berbeda. Wira tetap giat berlatih bela diri meski tidak diawasi. Sedangkan, Jaka akan bermalas-malasan jika tidak diawasi Empu Wisesa.
Baca Juga: Cerita Asal-Usul Kota Cianjur, Materi Belajar dari Rumah SD Kelas 1-3
Memadamkan Lahar Tangkuban Perahu
Suatu hari, Jaka memohon bicara empat mata dengan gurunya.
Rupanya, Jaka ingin melamar anak Empu Wisesa. Empu Wisesa menyetujuinya dan menyampaikan lamaran Jaka pada Sekar.
Tapi, ternyata Sekar hanya ingin menikah dengan Wira. Sekar juga mengatakan pada ayahnya mengapa tidak bertanya pada Sekar lebih dulu sebelum menyetujui lamaran Jaka.
Empu Wisesa pun berjalan keluar rumah untuk berpikir dan mencari jalan keluar.
Tiba-tiba, ia melihat dari kejauhan, lahar Gunung Tangkuban Perahu masih menyala-nyala. Ia pun mendapatkan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Keesokan harinya, Empu Wisesa menyampaikan pesan pada Wira dan Jaka. Syaratnya, keduanya tidak boleh membantah pesan itu.
“Lihatlah lahar Gunung Tangkuban Perahu itu! Siapa yang mampu memadamkan lahar itu, maka akan kunikahkan dengan Sekar.”, begitu pesan Empu Wisesa.
Jaka berpikir bahwa hal itu tidak masuk akal. Sedangkan, Wira berpikir bahwa api bisa dipadamkan dengan air.
Wira pun mencari sumber air dalam jumlah besar dan menemukan Sungai Citarum. Ia melihat aliran lahar Gunung Tangkuban Perahu berada di cekungan yang agak rendah.
Ia menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk meruntuhkan bukit di dekat Sungai Citarum. Air yang tidak terbendung akhirnya meluap dan mengalir ke cekungan lahar Gunung Tangkuban Perahu.
Baca Juga: Kebaikan Apa yang Dapat Kita Contoh dari Cerita Asal-usul Buleleng dan Singaraja?
Cekungan lahar itupun berubah menjadi danau yang luas dan dikenal dengan nama Danau Bendung, karena asalnya dari Sungai Citarum yang dibendung.
Wira pun menikah dengan Sekar karena berhasil melakukan syarat dari Empu Wisesa. Ini berkat sikapnya tidak mudah menyerah dan menggunakan akalnya untuk memaksimalkan ilmu yang ia miliki.
Lama-kelamaan, Danau Bendung yang luas itu mengering dan berubah jadi lahan yang subur.
Karena wilayah itu luas, Wira dan Sekar, juga seluruh warga desa berpindah ke sana untuk membangun sawah dan ladang. Mereka mendapatkan panen yang berlimpah dan kemudian Wira diangkat menjadi pemimpin.
Daerah bekas Danau Bendung itupun lama kelamaan disebut dengan nama “Bandung”.
Baca Juga: Asal-usul Nama Kota Magelang, Materi Belajar dari Rumah di TVRI untuk SD Kelas 4 - 6
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR