Bobo.id - Pare adalah salah satu jenis bahan makanan yang mudah kita temukan di Indonesia.
Ada beragam masakan lezat yang menggunakan pare sebagai bahannya. Misalnya siomai bandung, gado-gado, pecel, tumis pare, dan masih banyak lagi.
Pare juga mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh kita.
Sayangnya banyak yang tidak suka pare karena rasanya yang pahit. Namun, teman-teman tidak perlu khawatir lagi.
Berikut Bobo bagikan rahasia mengolah pare agar tidak pahit. Yuk, simak!
Baca Juga: Bukan Tambah Sehat, Konsumsi Pare dengan 3 Jenis Makanan Ini Justru Bisa Membahayakan Tubuh
Cara Menghilangkan Pahit Pare
1. Belah pare menjadi dua bagian.
2. Buang biji di bagian tengahnya.
3. Kerok bagian dalam pare dengan sendok sampai bagian putih di tengahnya berkurang. Bagian putih inilah yang membuat pare jadi pahit.
4. Jika dirasa bagian putihnya masih banyak bahkan setelah dikerok, buang saja dengan menggunakan pisau.
Jadi iris-iris dulu pare, baru buang bagian putihnya satu per satu. Cara ini ampuh untuk mengurangi rasa pahit, tapi biasanya pare jadi agak patah-patah.
5. Setelah di potong sesuai kebutuhan, remas pare dengan garam. Penggunaan garam harus cukup banyak, ya.
Aduk pare dengan garam, sambil sesekali diremas. Kemudian bilas pare dengan air bersih.
6. Lakukan langkah no. 5 sampai tiga kali.
7. Terakhir, bilas kembali pare dengan air bersih lalu pare siap digunakan.
Pare sebenarnya sangat mudah diolah. Ditumis dengan bumbu iris atau bumbu halus sederhana seperti bawang putih, bawang merah dan cabai saja sudah sangat nikmat.
Selain itu, pare juga menyimpan berbagai manfaat yang baik untuk tubuh, lo. Berikut adalah manfaat konsumsi pare:
Baca Juga: Bukan Tambah Sehat, Konsumsi Pare dengan 3 Jenis Makanan Ini Justru Bisa Membahayakan Tubuh
1. Menurunkan Gula Darah
Tahukah kamu? Ternyata pare sudah lama digunakan sebagai obat tradisonal untuk mengatasi diabetes.
Sebuah riset yang meneliti 24 orang dewasa penderita diabetes membuktikan, konsumsi 2000 miligram pare setiap hari dapat menurunkan gula darah.
Selain itu, pare juga dapat menurunkan kadar fruktosamin, yang merupakan penanda lain dari kontrol gula darah jangka panjang.
Pare juga bisa meningkatkan sekresi insulin, yang merupakan hormon pengatur gula darah dalam tubuh.
2. Membantu Mengelola Berat Badan
Sayur pare mengandung kalori yang rendah, tapi tinggi kandungan seratnya.
Saat mengonsumsi pare, seratnya lambat dicerna oleh tubuh sehingga membuat kita kenyang lebih lama dan mengurangi rasa ingin makan.
Beberapa penelitian juga menunjukkan pare bisa meningkatkan pembakaran lemak dan penurunan berat badan.
3. Menurunkan Kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan timbunan lemak menumpuk di arteri.
Kondisi ini bisa membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Beberapa penelitian pada hewan menemukan pare dapat menurunkan kadar kolesterol untuk mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.
Satu studi pada tikus yang melakukan diet tinggi kolesterol membuktikan bahwa pemberian ekstrak pare menyebabkan penurunan kadar kolesterol total, yakni kolesterol jahat dan trigliserida.
Baca Juga: Mengenal 6 Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya untuk Bumi
4. Tinggi Antioksidan
Sebuah studi menunjukkan kalau pare merupakan sumber antioksidan yang yang tinggi. Hal ini tentunya berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit dalam tubuh.
Antioksidan akan melawan radikal bebas dan senyawa berbahaya yang bisa menyebabkan berbagai penyakit dalam tubuh.
Mengonsumsi pare bisa menurunkan risiko terkena penyakit seperti serangan jantung, kerusakan ginjal, dan gagal hati.
(Penulis: Virny Apriliyanty/Sarah Nafisah)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR