Bobo.id - Kulit adalah satu dari lima indra di tubuh manusia. Tahukah kamu? KUlit yang merupakan indra peraba ini adalah indra terbesar di tubuh manusia, lo.
Kulit juga sensitif pada berbagai sentuhan, sehingga kulit akan merasakan berbagai sensasi.
Salah satunya adalah sensasi gatal di kulit, misalnya setelah digigit nyamuk, gatal karena alergi, atau terkena benda lain.
Kalau kulit terasa gatal, maka hal pertama yang dilakukan adalah dengan menggaruk area yang terasa gatal tadi.
Baca Juga: Apa Saja Langkah-Langkah Pertolongan Pertama pada Luka Memar? Belajar dari Rumah SD Kelas 4-6
Wah, kalau area yang gatal sudah digaruk, maka hal ini akan menimbulkan rasa lega karena kulit sudah tidak terasa gatal lagi.
Ternyata ada berbagai fakta unik mengenai sensasi gatal yang kita rasakan pada kulit, lo.
Apa saja, ya? Cari tahu bersama, yuk!
1. Daerah yang Digaruk akan Berwarna Merah Muda atau Bernoda
Coba teman-teman perhatikan bagian atau area kulit yang baru saja digaruk.
Setelah area kulit yang gatal tadi digaruk, biasanya area itu akan berubah warna jadi memerah atau menjadi merah muda.
Penyebab perubahan warna pada kulit ini disebabkan karena menggaruk menyebabkan pembuluh darah melebar.
Hal ini juga membuat sel darah putih dan plasma mengalir untuk mengusir toksin atau racun yang mengganggu.
2. Isyarat Gatal Bergerak Lambat
Bukan hanya kendaraan saja yang bisa bergerak untuk mencapai tujuannya, tapi juga setiap saraf yang ada di tubuh kita.
Setiap saraf yang ada di tubuh akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda untuk sampai ke otak.
Pergerakan saraf ini bertujuan untuk memberikan isyarat atau sinyal kepada otak mengenai berbagai bagian tubuh kita.
Baca Juga: 4 Cara Mudah Memilih Telur Segar, Dijamin Tak Lagi dapat Telur Busuk
Contohnya, isyarat sentuhan bergerak dengan kecepatan 321 kilometer per jam, ada juga rasa sakit saat kita terkena panas memiliki kecepatan 128 kilometer per jam.
Lalu berapa kecepatan pergerakan isyarat rasa gatal, ya?
Isyarat rasa gatal ternyata bergerak lebih lambat, yaitu hanya tiga kilometer per jam!
3. Jumlah Rata-Rata Menggaruk Per Hari
Apakah ada yang pernah menghitung dalam sehari, berapa banyak kita menggaruk area yang gatal?
Wah, menurut penelitian, setiap harinya manusia ternyata bisa menggaruk kulitnya sampai sekitar 100 kali!
Apakan saat membaca ini teman-teman merasakan ada area kulit yang gatal dan mulai menggaruk? Hihihi.
Baca Juga: Tidak Selalu Membahayakan, Ini 5 Penyebab Rasa Sakit di Dada
4. Menggaruk Daerah yang Gatal Membuat Lega dan Terasa Nikmat
Ketika ada area kulit kita yang terasa gatal, pasti rasanya ingin cepat-cepat menggaruknya agar gatal tadi segera hilang.
Nah, setelah menggaruk, kita akan merasa lega dan nikmat karena gatalnya sudah hilang.
Penyebab rasa lega dan nikmat setelah menggaruk ini disebabkan oleh hormon serotonin.
Saat kita menggaruk area yang gatal itu, ada serotonin yang dilepaskan oleh otak.
Menurut penelitian, serotonin adalah hormon yang dipercaya bisa memberi perasaan nyaman dan senang.
5. Sama Seperti Menguap, Menggaruk Juga Menular
Pernahkah teman-teman ikut menguap saat melihat seseorang menguap, padahal sedang tidak mengantuk?
Yap, hanya dengan melihat orang lain yang menguap, hal ini juga bisa menyebabkan orang lain menguap.
Hal ini ternyata juga berlaku pada menggaruk, lo, yaitu menular kepada orang lain.
Saat kita melihat orang lain sedang menggaruk, kadang tanpa sadar kita juga akan ikut menggaruk.
Baca Juga: Tubuh Berkeringat Saat Kepanasan, Mengapa Tubuh Kita Berkeringat?
Penyebabnya adalah karena kulit yang gatal adalah pertahanan pertama terhadap organ tubuh yang dimiliki.
Nah, dengan menggaruk saat melihat orang lain melakukan aktivitas yang sama, maka hal ini akan membuat kita terhindar dari hal-hal yang bisa membuat gatal.
6. Makin Digaruk, Justru Makin Gatal
Meskipun menggaruk area yang gatal itu terasa nikmat dan membuat lega, tapi menggaruk justru akan membuat kita semakin merasa gatal.
Ketika menggaruk, otak akan membebaskan histamin tambahan, yang mengirimkan semakin banyak isyarat ke otak kalau kita semakin merasa gatal.
Histamin yang dilepaskan oleh otak ini merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel tubuh saat kita mengalami reaksi alergi atau infeksi.
Lihat video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR