Bobo.id - Alat transportasi yang digunakan sehari-hari, seperti mobil atau motor menggunakan bahan bakar berupa minyak.
Jenis minyak yang digunakan ini ada beragam macamnya, seperti bensin, solar, dan berbagai jenis lainnya.
Apakah teman-teman tahu dari mana asalnya minyak yang digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor?
Sebelum menjadi bahan bakar, minyak berasal dari minyak bumi dan gas alam, yang kemudian akan diolah untuk menjadi bahan bakar.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Seluruh Bahan Bakar Fosil di Bumi Dibakar?
Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari fosil hewan dan tumbuhan yang mengendap.
Ternyata, untuk dapat diolah menjadi bahan bakar, fosil hewan dan tumbuhan memerlukan waktu hingga jutaan tahun hingga menjadi minyak bumi dan gas alam.
Selain waktu yang lama, ada berbagai proses yang terjadi dalam pembentukan minyak bumi dan gas alam, lo.
Ketahui proses pembentukan minyak bumi dan gas alam, yuk!
Teori Asal Minyak Bumi dan Gas Alam
Nah, sebelum kita mengetahui proses pembentukan minyak bumi dan gas alam, ketahui beberapa teori yang menyebutkan bagaimana minyak bumi dan gas alam terbentuk, yuk!
Selain dari fosil hewan dan tumbuhan, ternyata ada beberapa teori lain mengenai dari mana minyak bumi dan gas alam terbentuk. Apa saja, ya?
1. Teori Biogenetik atau Organik
Teori pertama mengenai asal mula minyak bumi dan gas alam adalah terbentuk dari jasad organik, seperti dari hewan dan tumbuhan.
Teori ini disebut sebagai teori biogenetik atau organik.
Jasad atau fosil hewan dan tumbuhan ini kemudian tertimbun di bawah endapan pasir serta lumpur, yang kemudian berproses selama jutaan tahun, hingga menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
Baca Juga: Besi yang Terkena Air Terus-menerus Bisa Berkarat, Ketahui Proses Benda Jadi Berkarat
2. Teori Anorganik
Teori lain yang menyebutkan mengenai pembentukan minyak bumi dan gas alam disebut sebagai teori anorganik.
Hal ini berbeda dengan teori biogenetik, karena dengan proses ini, minyak bumi terbentuk dari aktivitas bakteri.
Beberapa unsur seperti oksigen, belerang, hingga nitrogen yang terkubur dari aktivitas bakteri kemudian berubah menjadi minyak bumi.
3. Teori Duplex
Teori pembentukan minyak bumi dan gas alam yang terakhir adalah teori duplex, yaitu penggabungan teori biogenetik dan anorganik.
Pada teori ini, minyak bumi dan gas alam terbentuk dari organisme lautan, baik hewan maupun tumbuhan.
Nah, dengan adanya proses yang melibatkan waktu, tekanan, dan temperatur, endapan lumpur kemudian berubah menjadi batuan sedimen.
Batuan yang terbentuk dari lumpur ini memiliki tekstur yang lunak dan mengandung bintik-bintik minyak.
BIntik minyak ini kemudian bermigrasi ke tempat yang lebih rendah dan terakumulasi di tempat tertentu, yang disebut sebagai terperangkap atau trap.
Proses Terbentuknya Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak bumi dan gas alam sering disebut sebagai bahan bakar fosil.
Sebabnya adalah karena minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang terjadi selama jutaan tahun.
Simak bersama proses pembentukan minyak bumi dan gas alam, yuk!
1. Tahap Pertama: Fotosintesis Ganggang
Proses pembentukan minyak bumi dan gas alam ditentukan dari fotosintesis yang dilakukan oleh ganggang hijau.
Setelah ganggang hijau melakukan proses fotosintesis dan perlahan mati, maka nantinya akan terbentuk batuan induk yang juga penting dalam pembentukan minyak bumi dan gas alam.
Selain dari fotosintesis ganggang, minyak bumi dan gas alam juga dapat tebentuk dari fosil yang mengedap di dasar lautan dan terbentuk menjadi batuan induk.
2. Tahap Kedua: Pembentukan Batuan Induk
Endapan fosil hewan, tumbuhan, dan ganggang di dasar laut kemudian akan membentuk batuan induk yang mendandung karbon.
Namun tidak semua batuan induk yang terbentuk bisa menghasilkan minyak bumi, teman-teman.
Hal ini disebabkan karena pembentukan batuan induk memerlukan proses yang sangat detail dan spesifik.
Contohnya, batuan induk yang sudah teroksidasi akan terurai dan rantai karbonnya tidak bisa diproses.
Baca Juga: Contoh Kenampakan Alam di Benua Asia, Ada Sungai Terpanjang Hingga Gunung Tertinggi di Dunia
3. Tahap Ketiga: Pengendapan Batuan Induk
Pada tahap ketiga inilah proses pembentukan minyak bumi dan gas alam memerlukan waktu selama jutaan tahun.
Batuan induk yang sudah terbentuk pada tahap sebelumnya akan terkubur di bawah batuan lain.
Proses ini akan terus terulang dan mengendap selama jutaan tahun dan salah satu jenis batu yang menimbun batuan induk adalah batuan sarang, yang bisa terdiri dari batuan gamping, batu pasir, atau batuan vulkanik.
Baca Juga: Inilah Fungsi dan Manfaat Energi Matahari bagi Kehidupan di Bumi
4. Tahap Keempat: Perubahan Karbon Menjadi Minyak Bumi
Tahap keempat atau terakhir pada pembentukan minyak bumi dan gas alam adalah saat karbon yang ada dalam batuan induk berubah menjadi minyak bumi.
Saat batuan induk mengandung karbon tertimbun di dasar laut, suhu panas di dasar laut akan mengubah karbon menjadi minyak bumi yang masih mentah.
Minyak bumi ini akan keluar dari batuan induk dalam bentuk gelembung dan perlahan naik ke atas.
Baca Juga: Panas atau Kalor Sering Dianggap Sama dengan Suhu, Padahal Keduanya Berbeda, Cari Tahu Perbedaannya
Namun gelembung minyak ini akan terperangkap di endapan bagian atas, yang bentuknya seperti mangkuk terbalik.
Dari proses terperangkapnya minyak mentah inilah, nantinya minyak bumi siap ditambang dan diolah menjadi minyak yang digunakan sebagai bahan bakar.
Baca Juga: Ini Bagian Tubuh yang Paling Akurat untuk Cek Suhu dengan Thermo Gun, Bukan di Punggung Tangan
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR