Bobo.id - Pemerintah Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19.
Dirangkum dari SK Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19, berikut dosis dan frekuensi penyuntikan vaksin COVID-19:
Baca Juga: Cara Melihat Sertifikat Vaksin COVID-19 dan Melihat Jadwal Vaksinasi Kedua
Jika teman-teman perhatikan, pemberian vaksin dilakukan dua kali atau dua dosis dengan rentang waktu tertentu.
Mengapa vaksin COVID-19 harus diberikan dua kali atau dua dosis, ya?
Ada vaksin yang diberikan satu kali atau satu dosis, namun kebanyakan vaksin diberikan dua kali atau dua dosis.
Hal ini bergantung dari cara kerja yang dimiliki vaksin COVID-19 itu sendiri.
Secara sederhana, dosis kedua merupakan booster atau pendorong dosis pertama, agar vaksin bisa bekerja dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, berikut Bobo rangkum dari Kompas.com, penjelasan cara kerja vaksin COVID-19 dosis pertama dan dosis kedua.
Dosis Pertama
Setelah disuntik vaksin dosis pertama, sistem kekebalan tubuh baru pertama kali menemukan vaksin dan material asing yang terkandung di dalamnya.
Kemudian, sistem kekebalan tubuh mengaktifkan dua sel darah putih, yakni sel B plasma dan sel T.
Sel B plasma fokus membuat antibodi, sayangnya antibodi yang dihasilkan memiliki umur yang pendek, hanya beberapa minggu.
Untuk itu dibutuhkan suntikan dosis kedua agar tidak terjadi penurunan secara cepat.
Baca Juga: Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Vaksin COVID-19, Hindari Supaya Vaksin Berjalan Lancar
Lalu ada sel T, yang masing-masing secara khusus dirancang untuk mengenali patogen tertentu dan mematikannya.
Patogen adalah mikroorganisme parasit yang menyebabkan penyakit.
Di antara sel-sel T itu, ada yang disebut sebagai sel T memori.
Mereka dapat bertahan di dalam tubuh selama beberapa dekade hingga mereka bertemu dengan material yang menjadi targetnya.
Ini berarti ada kemungkinan sel T memori bertahan seumur hidup di tubuh seseorang dan membuatnya memiliki kekebalan terhadap infeksi di sepanjang hidupnya.
Namun perlu diingat, sel T memori ini tidak akan banyak muncul dan dimiliki penerima vaksin hingga mereka mendapatkan dosis yang kedua.
Dosis Kedua
Dosis kedua diberikan untuk memaparkan lagi molekul antigen pada patogen virus, sehingga memicu sistem kekebalan.
Suntikan kedua ini memulai pematangan sel B di dalam tubuh.
Pematangan ini melibatkan pemilihan sel belum matang dengan reseptor terbaik untuk mengikat patogen tertentu.
Proses ini terjadi di sumsum tulang belakang di mana sel darah putih diproduksi.
Setelah itu, sel-sel tadi menuju limpa untuk menyempurnakan perkembangannya.
Dengan begitu, setelah suntikan kedua, jumlah sel B akan semakin melimpah di dalam tubuh, antibodi yang dihasilkan pun lebih baik dalam mendapatkan sasarannya.
Selanjutnya, jika benar-benar terjadi paparan virus, maka sel B yang ada dapat dengan cepat membelah diri dan memperbanyak diri untuk mengepung virus yang masuk.
Baca Juga: Ada Banyak Jenisnya, Kenapa Ada Obat yang Diminum dan Tidak, ya?
(Penulis: Iveta R., Kompas.com)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR