Bobo.id - Teman-teman yang pernah ke luar negeri, mungkin sadar bahwa colokan listrik atau steker listrik berbeda-beda di luar negeri.
Karena hal ini, kita pun jadi harus bawa steker listrik yang cocok untuk mengunjungi suatu negara.
Di Indonesia, kita menggunakan dua pin bulat. Namun, di negara lain ada yang menggunakan tiga pin bulat, tiga pin pipih, tiga pin pipih dan bulat, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Mengapa Burung Pengicau Tidak Tersengat Saat Bertengger di Kabel Listrik? Ternyata Ini Alasannya
Mengapa steker listrik bisa berbeda-beda? Mengapa steker listrik tidak dibuat sama di seluruh dunia?
Yuk, cari tahu jawabannya!
Dulunya Hanya 2 Pin
Pada mulanya, sambungan listrik digunakan hanya untuk lampu.
Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul alat elektronik lain yang menggunakan sambungan listrik steker.
Steker listrik lalu mulai populer digunakan pada akhir abad ke-19. Saat itu, steker memakai 2 pin.
Lalu, negara-negara di dunia mulai melakukan perbaikan untuk mengalirkan listrik agar lebih hemat.
Agar aliran listrik bisa lebih rendah dan hemat, dibuatlah kabel yang tipis. Karena banyaknya perbaikan dan inovasi, akhirnya steker listrik pun berubah-ubah.
Selain itu, steker listrik juga berbeda-beda pada masa itu, karena perkembangan teknologi listrik di dunia belum merata.
Baca Juga: Contoh Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Panas dan Energi Kimia Menjadi Energi Gerak
Bahkan, ada negara yang sama sekali belum bisa mengakses listrik.
Steker bundar yang seperti sekarang merupakan inovasi pada masa awal perkembangan steker listrik. Bentuk bundar dianggap lebih aman, karena dapat lebih pas saat dicolok.
Steker 3 Pin Dianggap Lebih Aman
Teknologi semakin lama semakin berkembang. Inovasi dalam pembuatan steker pun makin beragam, hingga terciptalah steker listrik dengan tiga pin pada tahun 1920-an.
Steker listrik dengan tiga pin ini dianggap lebih aman dibanding steker dua pin.
Lubang stopkontak pun jadi ada tiga juga. Di Amerika, lubang ketiga di tengah disebut “ground”.
Gunanya untuk melindungi pemakainya agar aman dari sengatan listrik, jika terjadi masalah pada steker atau alat elektronik.
Cara kerja "ground" ini, memungkinkan kabel-kabel khusus di lubang ketiga tadi mengalirkan aliran listrik ke tanah jika aliran listrik terlepas dari kabel.
Lama-lama, penggunaan steker tiga pin banyak digunakan di negara-negara di dunia.
Namun, karena inovasi-inovasi ini diadopsi pada waktu yang berbeda-beda, steker yang digunakan pun jadi berbeda-beda juga.
Baca Juga: Contoh Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Panas dan Energi Kimia Menjadi Energi Gerak
Mengapa Tidak Disamakan di Setiap Negara?
Sebenarnya ide menyamakan steker ini sudah diajukan sejak lama. Banyak negara di dunia pun menyetujuinya.
Namun, jika steker listrik disamakan, steker harus diubah lagi.
Mengubah steker artinya mengubah hal lainnya juga, mulai dari stopkontak, pemasangan listrik di gedung, bahkan mengubah cara pembuatan alat elektronik.
Perubahan ini akan membutuhkan banyak biaya. Tentu saja banyak negara yang tidak ingin mengubahnya agar tidak perlu mengeluarkan uang hingga triliunan.
Sebab, pengeluaran besar ini tentu akan menimbulkan kerugian.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | The Conversation,Kok Bisa? |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR