Bobo.id - Apakah teman-teman tahu cara menentukan tanggal puasa dan lebaran?
Tak terasa sebentar lagi bulan Ramadan akan tiba. Tibanya bulan suci ini menjadi pertanda akan dilaksanakannya ibadah puasa.
Jika kita sadari, setiap tahun penentuan tanggal puasa dan lebaran selalu berbeda. Perbedaan ini membuat tanggal puasa dan lebaran semakin maju.
Hal ini disebabkan penentuan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal dilihat dari penanggalan kalender hijriah.
Kalender hijriah atau tahun hijriah ditentukan berdasarkan kala revolusi Bulan atau perputaran Bulan mengelilingi Bumi.
Karena dilihat dari revolusi Bulan, maka tanggal dan bulan di kalender hijriah berbeda dengan kalender masehi.
Perbedaan ini menyebabkan selalu diadakannya sidang isbat di Indonesia untuk menentukan tanggal puasa (1 Ramadan) dan lebaran (1 Syawal).
Sebenarnya bagaimana cara menentukan tanggal puasa dan lebaran? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Cara Menentukan Tanggal Puasa dan Lebaran
1. Tanggal Puasa
Awal dan akhir bulan Ramadan ditentukan dengan hisab atau perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan, teman-teman.
Kemudian ada rukyat yang merupakan pengamatan penampakan Bulan sabit.
Nah, tanda bulan Ramadan tiba adalah munculnya Bulan baru atau Bulan sabit, nih. Dalam bahasa Arab, Bulan sabit penanda bulan baru ini disebut hilal.
Ada komite khusus yang bertugas melakukan perhitungan dan pengamatan ini.
Tahukah kamu? Pekerjaan ini sulit karena biasanya tanda Bulan baru ini hanya terlihat sekitar 20 menit saja, lo.
Tapi, jika bulan tidak terlihat jelas karena awan atau kabut, maka ahli juga akan melakukan perhitungan untuk memastikannya.
Dikutip dari ALJAZEERA, menurut perhitungan ahli astronomi, Bulan baru akan muncul tanggal 23 April pukul 02:27 GMT atau 09.27 WIB. Nah, kemudian pada tanggal 24 April, Bulan baru itu akan terlihat di sebagian besar wilayah dunia.
Karena itulah hari ini umat Muslim sudah mulai melakukan ibadah puasa.
Nah, bulan Ramadan itu bisa berlangsung selama 29 atau 30 hari, tergantung pada kemunculan Bulan baru berikutnya, teman-teman.
2. Tanggal Lebaran
Sama seperti saat menentukan tanggal puasa, tanggal lebaran juga dipengaruhi oleh hilal.
Hilal sendiri merupakan sebuah istilah yang diambil dari bahasa Arab yang artinya “Bulan sabit muda”.
Itu karena hilal merupakan Bulan sabit yang terbentuk pertama kali setelah Bulan berada segaris lurus dengan Matahari.
Nah, kita cari tahu, yuk, tentang cara melihat hilal dan menentukan tanggal Idul Fitri!
Baca Juga: Akibat Revolusi Bulan, Bumi Bisa Mengalami Beberapa Peristiwa Langit, Apa Saja?
Kriteria 2-3-8
Ada beberapa kriteria untuk Bulan sabit bisa disebut hilal, nih. Kriteria itu dikenal dengan kriteria 2-3-8.
Artinya, Bulan harus berada pada ketinggian dua derajat dari garis cakrawala saat Matahari terbenam.
Lalu, sudut elongasi Bulan dari Matahari sejauh tiga derajat. Bulan juga harus berusia minimal delapan jam dari fase Bulan baru.
Kalau sudah memenuhi tiga kriteria itu, barulah Bulan disebut sebagai hilal.
(Penulis: Sarah Nafisah/Avisena Ashari/Cirana Merisa)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR