Bobo.id - Saat ini, sampah masih menjadi permasalahan bagi lingkungan yang terjadi hampir di seluruh dunia.
Sampah dapat kita temukan di berbagai tempat, bukan hanya daratan seperti di pinggir jalan, namun juga di selokan, danau, hingga lautan luas.
Mengapa sampah menjadi permasalahan penting yang dihadapi oleh Bumi kita, ya?
Sampah jadi permasalahan penting yang harus diperhatikan karena sampah dapat mencemari Bumi kita, mulai dari pencemaran pada tanah sampai pada air di Bumi.
Tahukah kamu? Ternyata ada berbagai jenis sampah yang dapat mencemari Bumi kita, lo.
Bahkan ada empat jenis sampah yang paling banyak ditemukan di Bumi dan mencemari Bumi.
Apa saja empat jenis sampah ini, ya?
1. Kemasan Makanan
Ketika membeli makanan di supermarket atau minimarket, misalnya keripik kentang, permen, atau minuman dalam kemasan sachet, tentu akan menyisakan limbah berupa kemasannya, yaitu plastik.
Nah, ternyata kemasan makanan dan minuman yang sudah kita konsumsi ini menjadi limbah di lingkungan, teman-teman.
Bahkan sepanjang tahun 2015 yang lalu, Our World in Data mengeluarkan pembagian jenis sampah yang paling banyak di dunia. Peringkat teratas adalah kemasan makanan.
Pada 2015, tercatat ada 146 juta ton sampah kemasan makanan yang ada di dunia, lo! Wah, banyak sekali ya!
Kita juga bisa, lo, ikut membantu mengurangi jumlah sampah kemasan makanan ini. Caranya adalah dengan melakukan daur ulang.
Daur ulang bisa dilakukan dengan menjadikan kemasan makanan tadi menjadi berbagai benda, seperti dianyam menjadi tas.
Sampah kemasan makanan juga bisa dibuang ke bank sampah, lo, di mana nantinya sampah kemasan makanan akan diolah dengan tepat.
2. Kantung Plastik
Berbagai daerah di Indonesia saat ini sudah banyak yang mengeluarkan aturan pembatasan penggunaan kantung plastik di beberapa pusat perbelanjaan.
Tujuannya adalah mengurangi penggunaan tas plastik yang nantinya bisa menyebabkan bertambahnya limbah atau sampah plastik.
Bahkan menurut laporan dari Bank Dunia, komposisi sampah kantung plastik di sungai Jakarta mencapai 21,6 persen.
Sampah kantung plastik ini menempati posisi kedua terbesar setelah sampah organik yang jumlahnya sekitar 52,1 persen.
Baca Juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Mulai dari Tidur Cukup Hingga Jaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Padahal menurut NOAA, kantung plastik ini membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 20 tahun untuk bisa terurai.
Sedangkan botol plastik membutuhkan waktu yang lebih lama, yaitu 450 tahun.
Untuk mengurangi penggunaan kantung plastik, teman-teman bisa menggunakan tas yang terbuat dari kain saat berbelanja bersama orangtua, lo.
3. Sedotan Plastik
Ketika minum di restoran atau rumah makan, kita biasanya tidak meminumnya melalui gelas, tapi menggunakan sedotan plastik sebagai alat bantu.
Penggunaan sedotan plastik saat minum menyebabkan sedotan plastik menjadi sampah terbanyak keempat di Indonesia, lo, teman-teman.
Bahkan Organisasi Divers Clean Action atau DCA menyebut bahwa sampah sedotan plastik di Indonesia bisa mencapai jumlah lebih dari 93,2 juta per hari!
Tahukah teman-teman berapa lama waktu yang dibutuhkan sedotan plastik untuk terurai?
Baca Juga: Sering Dilakukan Banyak Orang, Menyantap Mi Ayam dengan 2 Bahan Ini Ternyata Bisa Memicu Kanker
Ternyata agar sedotan plastik bisa terurai secara alami, waktu yang dibutuhkan adalah 500 tahun, lo!
Untungnya, saat ini sudah banyak orang yang menyadari banyaknya sampah sedotan plastik.
Maka itu, banyak orang yang mengganti sedotan plastik dengan alternatif lain seperti sedotan besi atau sedotan bambu.
4. Styrofoam
Styrofoam juga menjadi sampah plastik terbanyak di Bumi, nih, teman-teman, karena styrofoam digunakan sebagai pengganti kemasan plastik.
Contohnya saat kita membeli makanan, ada beberapa tempat makan yang memilih menggunakan styrofoam sebagai kemasannya.
Itu karena bentuk makanan tidak berubah kalau menggunakan styrofoam. Berbeda jika menggunakan kemasan plastik yang bisa mengubah bentuk makanan.
Padahal, styrofoam butuh waktu untuk 80 tahun untuk bisa terurai secara alami, lo, teman-teman.
Styrofoam terbuat dari bahan bernama expandable polystyrene foam atau ESP, yaitu butiran polimer berukuran kecil.
Baca Juga: Mulai dari Pisang Hingga Putih Telur, Inilah 7 Makanan yang Bisa Menetralkan Asam Lambung saat Puasa
Jika dipanaskan, butiran kecil polimer ini bisa mengembang sampai 50 kali lipat dari volume awal.
Nah, butiran polimer ini akan dimasukkan ke dalam cetakan untuk membuat bentuk yang diinginkan.
Penggunaan styrofoam juga banyak dipilih karena ringan dan harganya yang murah.
Nah, untuk mengurangi sampah styrofoam, teman-teman bisa menggunakan tempat makan yang dibawa dari rumah saat membeli makanan.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR