Bobo.id – Biasanya, para kakak mahasiswa akan menggunakan toga dan jubah di upacara kelulusannya. Teman-teman pernah lihat?
Sebenarnya toga dan jubah ini juga dipakai oleh beberapa sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA di upacara kelulusannya. Apakah teman-teman juga memakai toga ketika upacara kelulusan?
Mengapa siswa menggunakan toga di upacara kelulusan, ya? Sejak kapan dan dari mana tradisi ini dilakukan?
Sebutan “Toga” dalam Istilah Bahasa Inggris
Topi toga yang bentuknya tidak biasa itu disebut dengan mortarboards, teman-teman.
Sebutan ini digunakan karena bentuk topi itu mirip dengan alat yang digunakan tukang batu untuk memegang mortar.
Baca Juga: Seekor Kucing Diajak Wisuda Pemiliknya karena Dianggap Selalu Mendukungnya sampai Lulus Kuliah
Ada juga yang menyebut topi toga “square academic caps” atau topi kotak akademik dan ada juga yang menyebutnya “Oxford caps”.
Umumnya, topi toga ini memiliki bagian atas berupa permukaan yang rata dan bentuknya persegi. Kemudian, ada rumbai yang menjuntai dari bagian atas topi toga itu.
Biasanya, rumbai itu akan dipindahkan arahnya dari samping kiri ke samping kanan oleh pemimpin di sekolah atau universitas sebagai tanda siswa atau mahasiswa sudah lulus, teman-teman.
Baca Juga: Aroma Tanah Saat Hujan Disebut Petrikor, Bagaimana Asal Mulanya?
Rumbai ini warnanya bermacam-macam, nih. Ada rumbai topi toga yang melambangkan warna sekolah, tingkat pendidikan, program studi yang dipelajari, atau pencapaian wisudawan.
Topi toga dipasangkan dengan jubah, dan biasanya di dalam jubah para siswa mengenakan pakaian formal, teman-teman.
Pakaian formal dikenakan para wisudawan dan wisudawati karena upacara kelulus termasuk dalam acara penting dan resmi.
Sejak Kapan Siswa Mengenakan Jubah dan Topi Toga?
Para ilmuwan meyakini bahwa topi toga dibuat berdasarkan biretta.
Biretta adalah topi yang bentuknya mirip dengan topi toga itu, yang digunakan oleh para pemuka agama Katolik Romawi.
Kemudian, biretta ini umum digunakan oleh pelajar dan seniman di abad ke-14 dan ke-15.
Baca Juga: William Maillis, Anak Berusia 11 Tahun yang Sudah Lulus Kuliah
Menurut ahli, kombinasi antara topi dan jubah toga bisa ditelusuri kembali pada pakaian akademik dan pemuka agama di universitas-universitas abad pertengahan di Eropa.
Pada masa itu universitas belum memiliki gedung resmi sehingga mereka belajar di gereja-gereja.
Nah, karena cuaca dingin dan gereja tidak memiliki penghangat, ahli sejarah mempercayai bahwa para siswa universitas saat itu mengenakan jubah panjang dan topi untuk menghangatkan tubuhnya.
Jadi, awalnya jubah dan topi toga itu dikenakan saat para mahasiswa sedang belajar.
Kemudian pada abad ke-14, Universitas Columbia mengharuskan para Doktor, Master, Sarjana, dan Pemegang Diploma untuk mengenakan jubah.
Di abad ke-15, Universitas Oxford dan Cambridge mulai menetapkan standar pakaian akademik khusus yang diatur universitas.
Tahun 1800-an, warna pakaian akademik ini juga dibedakan sesuai bidang ilmu yang dipelajari.
Lama-kelamaan jubah dan topi toga juga hanya dikenakan saat upacara kelulusan saja oleh para siswa.
Teman-teman mungkin pernah melihat ada siswa atau mahasiswa yang melemparkan topi toga ke udara sebagai perayaan kelulusan.
Baca Juga: Tetap Bersemangat Belajar Meski Tidak Lagi Boleh Sekolah, Ketahui Lebih Jauh Tentang Kartini, yuk!
Rupanya tradisi melemparkan topi ke udara ini dimulai pada 1912 di Annapolis, Maryland, Amerika Serikat.
Saat itu para siswa di Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat lulus dan menjadi tentara untuk pertama kalinya. Mereka pun merayakan dengan melemparkan topinya ke udara.
Sejak saat itu banyak siswa merayakan kelulusan dengan cara yang sama, teman-teman.
(Penulis: Avisena Ashari)
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Oak Hall Cap & Gown,wonderpolis |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR