Bobo.id - Apakah teman-teman merasa suhu di Indonesia berasa lebih dingin? Terutama di daerah sekitar Jakarta dan Depok?
Menurut pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu minimal sejak 18-21 Juni berkisar di antara 24,2- 26,0 derajat Celsius.
Lalu, apa penyebabnya suhu di Indonesa lebih rendah?
Baca Juga: Kecepatan Bergerak Suara Berbeda di Suhu Dingin dan Suhu Panas, Simak Penjelasannya
Menurut BMKG, ini disebabkan karena kondisi hujan yang terjadi sehingga terjadi penurunan suhu terjadi pada sore, malam, dan pagi hari.
Saat ini, di Indonesia seharusnya mengalami periode musim kemarau. Akan tetapi, saat ini di Indonesia beberapa wilayah masih turun hujan, dengan intesitas dari ringan hingga deras.
Lalu, kenapa sampai bulan Juni, wilayah Indonesia masih diguyur hujan? Padahal sudah memasuki musim kemarau?
Baca Juga: Apa Itu Bilangan Genap dan Ganjil? Ini Pengertian dan Perbedaannya
Hal ini diduga karena sumber uap air berasal dari Samudera Hindia dan pembentukan ion negatif di Samudera Hindia.
Menurut BMKG, hal ini bisa juga disebabkan oleh adanya aliran massa udara lembap dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat.
BMKG juga menganalisis penurunan suhu ini terjadi karena Gelombang Rossby yang memicu hujan di wilayah Indonesia.
Gelombang Rossby merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah khatulistiwa dengan periode kurang dari 72 hari.
Baca Juga: Rumah Terasa Panas? Coba Letakkan 5 Tanaman Hias Ini di Dalam Rumah
Gelombang Rossby ini umumnya bisa bertahan 7 sampai 10 hari di wilayah Indonesia.
Untuk itu, jika teman-teman jika merasa kedinginan bisa menggunakan jaket, pakaian berlapis, dan kaus kaki agar tetap sehat di suhu yang dingin.
Gunakanlah pelembap bibir dan pelembap tubuh, agar kulit tidak terasa kering serta banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,national geographic,BMKG |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR