Bobo.id - Burung hantu adalah jenis unggas yang memiliki bentuk fisik yang unik.
Hewan ini pun pernah menjadi perdebatan tentang boleh atau tidaknya dijadikan hewan rumahan atau dipelihara.
Memelihara burung hantu sangatlah sulit dan memungkinkan pemiliknya sering melakukan kesalahan.
Nama burung hantu sendiri menimbulkan pertanyaan tentang alasan di balik nama itu.
Teman-teman tahu kenapa nama burung unik ini burung hantu?
Nama itu diberikan karena hewan satu ini adalah jenis heewan nokturnal, terlihat seram dengan mata besar, serta leher yang bisa berputar.
1. Sayap Tidak Bersuara
Tidak hanya itu, burung hantu juga bisa terbang tanpa suara.
Kemampuan terbangnya ini membuat burung hantu datang dan pergi tanpa diketahui.
Dari sebuah penelitian, diketahui kemampuan burung hantu ini didapat dari desain sayap dan bulunya.
Sayap dan bulu milik burung hantu memiliki desain yang tidak menimbulkan suara saat dikepakkan.
Baca Juga: Suka Nonton YouTube? Simak Tips Memilih Konten yang Tepat dan Cara Mengunduh Videonya
Bagian sayap utama burung hantu memiliki bentuk bergerigi seperti sisir, ini berguna untuk memecah turbulensi udara sehingga tidak menghasilkan suara.
Sedangkan bulu sekunder dari burung hantu sangatlah lembut, jadi bisa menyerap suara desiran dari sayap utama.
Burung hantu dewasa bisa terbang sejauh 64 kilometer per jam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Dengan bantuan sayapnya itu, burung hantu dapat berburu dengan mudah.
Baca Juga: Tak Perlu Lagi Pakai Obat Nyamuk, Gunakan 5 Tanaman Ini untuk Usir Nyamuk dari Rumah
2. Leher yang Berputar
Hal lain yang membuat burung hantu terkesan menakutkan, karena kepala yang bisa berputar sampai 270 derajat.
Dilansir dari Live Science, burung nokturnal ini memiliki 14 tulang leher yang berarti dua kali lipat dari tulang leher manusia.
Bahkan burung hantu juga miliki rongga leher yang besar, sehingga memungkinkan untuk pembuluh darahnya berkembang.
Karena itu saat leher burung hantu berputar, aliran darah masih bisa mengalir ke kepala dengan baik.
Kelebihan itu membuat burung hantu memiliki banyak ruang untuk menggerakan lehernya.
Kemampuan ini digunakan burung hantu untuk menggantikan peran matanya yang tidak bisa bergerak dengan bebas.
Baca Juga: Jangan Lagi Pegang Bagian Telinga Kelinci, Begini Cara Merawat Kelinci dengan Baik agar Tidak Stres
3. Boleh Tidaknya Dipelihara
Burung hantu yang sempat populer sebagai hewan peliharan, seperti pada serial film Harry Potter ternyata tidak baik untuk dipelihara.
Dilansir dari The Spruce Pets, burung hantu disebut hewan yang sebaiknya dibiarkan hidup di alam bebas.
Beberapa alasan burung hantu tidak bisa dipelihara, yaitu hewan satu ini tidak bisa masuk dalam kandang.
Hewan ini perlu kandang burung besar dengan akses di dalam dan luar rungan.
Selain itu burung hantu juga membutuhkan akses ke air dengan bak besar dan kebersihan air yang terjaga.
Bak besar bertujuan untuk memberikan ruang burung hantu mandi setiap harinya.
Hewan nokturnal ini selalu mandi untuk membersihkan bulu-bulunya, supaya bisa tetap terbang tanpa suara.
Burung hantu merupakan hewan yang terbiasa hidup mandiri, berbeda dengan burung lainnya.
Hewan ini tidak terbiasa hidup berkelompok sehingga semua orang selain yang dipilih sebagai 'pasangannya' akan dianggap sebagai musuh.
Baca Juga: Kucing Tidak Mau Makan? Penyebabnya Berbagai Macam, Salah Satunya Tidak Suka Rasa Makanannya
Hal ini bisa menjadi masalah karena tidak ada orang lain yang bisa menyentuh burung hantu selain orang yang sudah dipilih.
Hal itu memungkinkan orang asing bisa diserang oleh burung hantu.
Saat sakit, teman-teman tidak bisa membawa burung hantu ke sembarangan dokter hewan.
Dokter hewan biasa tidak mendapat pelatihan khusus untuk merawat burung hantu.
Berbagai alasan itu membuat burung hantu tidak bisa dipelihara dengan sembarangan.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR