Dilansir dari Sky News, anak-anak dan remaja yang tidak memiliki kondisi COVID-19 sebelumnya, kemungkinannya lebih kecil untuk mengalami varian delta.
Lembaga Penelitian Anak Murdoch (MCRI) di Australia melakukan penelitian terhadap varian delta.
Hasilnya, varian delta tidak menyebabkan gejala yang lebih serius pada remaja dan anak-anak yang sehat.
Namun, remaja dengan kondisi tertentu akan berisiko mengalami gejala yang lebih parah.
Baca Juga: Apa Benar Vaksin Sputnik V Ampuh Lawan COVID-19 Varian Delta? Ini Penjelasannya
Apa saja kondisi yang dimaksud? Kondisi tersebut antara lain obesitas, penyakit ginjal kronis, penyakit kardiovaskular, dan gangguan kekebalan.
Profesor MCRI Nigel Curtis menyatakan bahwa, anak-anak yang mengalami infeksi SARS-CoV-2 biasanya tidak menunjukkan gejala.
Atau dengan kata lain, merupakan penyakit yang ringan. Namun, menurut beliau masih terlalu dini untuk menentukan efek jangka panjang dari long COVID-19.
Beliau juga mengatakan bahwa studi saat ini tidak memiliki definisi kasus yang jelas dan data terkait usia, memiliki waktu tindak lanjut yang bervariasi, dan bergantung pada gejala yang dilaporkan sendiri atau orang tua tanpa konfirmasi laboratorium.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | WHO,Sky News,KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR