2. Varian R.1 Telah Terdeteksi di 47 Negara Bagian AS
Menurut laporan Newsweek, varian R.1 telah terdeteksi di 47 negara bagian AS, dan dikaitkan dengan 2.259 kasus.
Hingga 22 September, terdapat 10.56 kasus virus R.1 yang dilaporkan terdeteksi di seluruh dunia.
Negara bagian Maryland ditemukan telah mencatat jumlah kasus tertinggi, dengan 399 terdeteksi sejak varian pertama kali diidentifikasi.
Varian R.1 yang dikhawatirkan lebih menular ini telah terdeteksi di 35 negara dan 2 wilayah AS.
Bahkan, virus juga telah teridentifikasi di Tiongkok, India, dan banyak negara di Eropa Barat.
Meski jumlah infeksi rendah, mutasi baru yang ditemukan pada varian ini bisa membuatnya lebih mudah menyebar.
Baca Juga: Apa Itu Long COVID? Ini Penjelasan dan Cara Mencegahnya
3. Varian R.1 Disebut Lebih Kuat Terhadap Antibodi
Pertama kali teridentifikasi di Jepang, varian R.1 mengandung mutasi yang memungkinkannya menembus perlindungan antibodi pada orang yang telah divaksinasi lengkap.
Mantan Profesor Harvard Medical School William A. Haseltine menjelaskan, ada lima variasi dari varian R.1 ini.
Kelima variasi itu bisa membuat peningkatan kekuatan terhadap antibodi.
Dengan begitu varian ini bisa menembus kekebalan tubuh yang sudah dibentuk dengan vaksin.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR