Bobo.id - Upacara adat merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakatnya di setiap tahun. Salah satunya Jawa Barat.
Masyarakat Jawa Barat ini memiliki banyak upacara adat, salah satunya adalah upacara adat ngaruwat bumi.
Upacara ini sampai sekarang masih dilaksanakan dan dilestarikan. Apakah teman-teman tertarik mengetahuinya?
Kali ini akan dibahas dengan lengkap tentang sejarah, tujuan dan prosesi pelaksanaan upacara adat ngaruwat bumi.
Ini penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Upacara Adat Sulawesi Selatan: Rambu Solo dan Rambu Tuka, Apa Bedanya?
Sejarah
Tradisi ngaruwat bumi ini bermula dengan adanya kampung Banceuy. Di mana kampung tersebut terdiri dari tujuh keluarga.
Kampung tersebut terletak di daerah dataran tinggi dan terbuka.
Pada tahun 1800-an kampung tersebut terkena angin puting beliung. Semua rumah penduduk menjadi rusak dan tidak bisa ditinggali lagi.
Untuk mengatasi masalah itu warga kampung mengadakan rapat dan mengambil keputusan agar terhindar dari bencana ini.
Kemudian, dipanggillah seseorang terpercaya untuk menangkal segala mara bahaya. Menurut orang itu ada cara yang perlu dilakukan, yakni dengan mengubah nama kampung tersebut.
Perubahan nama ini diharapkan bisa membuat kampung menjadi lebih aman dan bisa digunakan untuk tinggal dan bermusyawarah bersama.
Peristiwa ini kemudian menjadi asal muasal tradisi ngaruwat bumi yang ada di daerah Jawa Barat. Hingga kini tradisi ini dilaksanakan oleh warga desa.
Untuk daerah-daerah yang masih melaksanakan ini antara lain
Baca Juga: 4 Upacara Adat Betawi: Tujuan dan Pelaksanaannya
Tujuan Upacara Adat
Upacara ngaruwat bumi juga dikenal dengan sebutan upacara hajat bumi. Tradisi ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu.
Ada tiga tujuan dilakukan upacara adat ini, yakni:
Upacara adat ini dilakukan setiap bulan September. Lebih tepatnya pada tanggal 4 sampai tanggal 5 September. Tradisi ini dilakukan selama dua hari berturut-turut.
Jika diamati dari hitungan kalender Islam, upacara Ngaruwat Bumi dilaksanakan tepat tanggal 14 Muharam.
Untuk pelaksanaannya biasanya dilakukan di tanah lapang. Namun, setiap daerah memiliki cara dan prosesi yang berbeda-beda.
Kemudian, upacara ini dilakukan sebelum petani mulai bercocok tanam atau sebelum proses mengolah tanah.
Baca Juga: Mengulik Upacara Adat Jawa Timur Keduk Beji, Mulai dari Sejarah hingga Tradisinya
Prosesi- Prosesi Adat
Upacara adat ngaruwat bumi ini terdiri dari beberapa prosesi. Nah, ini penjelasan selengkapnya:
Dalam pelaksanaannya upacara ini dilakukan selama dua hari. Kemudian, dalam dua hari tersebut memiliki prosesi yang berbeda-beda:
Pada hari Pertama
a. Mintebeyan Numbal
Prosesi ini dilakukan dengan menyembelih kambing di lokasi yang dekat dengan lokasi sumber air.
b. Ijab Kabul
Prosesi ini dilakukan setelah prosesi penyembelihan kambing berlangsung. Tujuannya, untuk mengucap syukur.
c. Hajat Buruan
Prosesi ini berhubungan kedatangan warga masyarakat yang membawa nasi kuning dan air, lalu didoakan oleh sesepuh.
Kemudian, makanan tersebut dibagikan secara rata kepada masyarakat.
Baca Juga: Mengulik Upacara Adat Jawa Timur Keduk Beji, Mulai dari Sejarah hingga Tradisinya
Pada Hari Kedua
Hampir sama dengan prosesi hari pertama. Upacara adat di hari kedua meliputi:
a. Dadahut
b. Ngadieken
c. Ijab Kobul Motong Munding
d. Ngalawar
e. Salawatan
f. Numbal
Itulah penjelasan tentang sejarah, tujuan hingga urutan prosesi yang dilakukan saat upacara adat ngaruwat bumi.
Tonton video ini, Yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Ikawati Sukarna |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR