Bobo.id - Pelajaran tematik kelas 6 SD tema 5, subtema 2, halaman 116, teman-teman akan belajar mengetahui jenis wirausaha lain.
Wirausaha yang dilakukan orang lain mempunyai produk yang berbeda-beda. Produk yang dihasilkan oleh wirausahawan tersebut adalah hasil dari kreatifitas dan usaha kerja keras.
Salah satu contohnya adalah wirausaha Bali Tangi, Bali Tangi adalah penghasil produk perawatan tubuh yang menggunakan bahan-bahan organik dari Bali.
Untuk lebih memahaminya teman-teman bisa membaca cerita singkat dari bisnis Bali Tangi dan menjawab beberapa pertanyaan. Teman-teman juga akan menemukan kunci jawabannya.
Raga, Sukma, dan Semesta
Perjalanan Ibu Made Yuliani menggagas, membuat, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal, didasari ketulusan dan keinginan luhurnya untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam.
Dengan pengalamannya berpuluh tahun sebagai bidan, beliau menyadari betul pentingnya proses menyehatkan jiwa raga, sekaligus merawat lingkungan.
Sebagai putri Pulau Dewata, ia terbiasa hidup dalam keyakinan bahwa alam semesta amatlah kaya akan warisan untuk dikembangkan, dan bukan dihabiskan, demi manfaatnya bagi masyarakat luas.
Bahan dasar seluruh produk Bali Tangi diambil dari tanaman lokal yang sebagian besar dibudidayakan di tanah dewata oleh petani lokal. Proses penanaman, pengambilan bahan, panen, pengeringan sampai dengan selesainya rangkaian pembuatan produk, dilakukan dengan memerhatikan keterjagaan lingkungan.
Untuk pembuatan wewangian dari tumbuhan kering yang lazim disebut potpourri, bahan dasar yang digunakan adalah daun, bunga, dan buah yang sudah rontok atau terlihat mati. Proses pengeringan juga dilakukan dengan cara konvensional, tanpa menggunakan alat atau bahan kimia apapun. Tempat pengeringannya pun memanfaatkan lahan yang ada.
Begitu pula dengan produk lain seperti bedak dingin, lulur, sabun, dan boreh, dibuat dengan cara yang sengaja disederhanakan agar memungkinkan bagi siapapun untuk menirunya, sekalipun hanya untuk pemakaian rumah tangga.
Sungguh mengagumkan perjalanan sebuah industri yang saat ini sudah merambah ke tingkat internasional, namun masih tetap dapat mempertahankan idealisme luhurnya, “Bukan hanya kebugaran raga, tapi juga perawatan kesegaran sukma. Bukan hanya rempah, minyak, dan khasiatnya, tapi juga hasil bumi yang ditanam dengan ketulusan hati. Bukan pula hanya bertujuan untuk berpadu dengan alam, namun juga menyatu dengan semesta.”
[Hanni Armansyah, berdasarkan wawancara dengan Ibu Made Yuliani, Juli 2014]
Jawab pertanyaan berikut.
1. Apa jenis wirausaha yang dijalankan oleh Ibu Made Yuliani?
Jawaban: Usaha yang dijalankan oleh Ibu Made Yuliani adalah potpourri.
2. Sikap apa yang bisa kita pelajari dari Ibu Made Yuliani?
Jawaban: Sikap yang dapat kita pelajari dari Ibu Made Yuliani adalah ketulusan dan keinginan luhurnya untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam.
3. Apa manfaat dari usaha yang dijalankan oleh Ibu Made Yuliani?
Jawaban: Manfaat dari usaha yang dijalankan oleh Ibu Made Yuliani adalah meningkatkan perekonomian, produknya terkenal sampai dunia internasional, dan tentunya produk potpourri membawa kesehatan pada tubuh.
Baca Juga: Jenis, Ciri-Ciri, dan Tujuan dari Reklame, Materi Kelas 6 SD/MI
3. Apakah kamu menemukan sikap tanggung jawab yang ditunjukkan oleh Ibu Made Yuliani dalam menjalankan usahannya? Jelaskan.
Jawaban: Iya, saya menemukan. Meskipun sudah merambah ke tingkat internasional, namun masih tetap dapat mempertahankan idealisme luhurnya,
Pembahasan dan jawaban ini bisa menjadi pemandu bagi orang tua dalam mendampingi anak selama belajar di rumah.
Sumber: Buku Siswa Kelas 6 SD Tema 5, Wirausaha Edisi Revisi 2018.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Keluarga, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR