Bobo.id - Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki upacara adat dan tradisi seperti daerah lainnya.
Bagi masyarakat Sulawesi, upacara adat merupakan tradisi yang harus dilestarikan dan tidak untuk ditinggalkan.
Ada beragam bentuk dan jumlah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Sulawesi Barat.
Namun, ada salah satu tradisi menarik yang berhubungan dengan buah-buahan dan masih dilaksanakan oleh masyarakat.
Khususnya daerah Kabupaten Polewali Mandar, terdapat upacara adat yang bernama Mattammu Buah.
Baca Juga: Upacara Adat Kalimantan Timur: Upacara Adat Beliant
Penasaran apa saja yang dilakukan pada tradisi ini? Yuk, simak penjelasan berikut.
Pengertian Upacara Adat Mattammu Buah
Mattammu Buah merupakan tradisi yang dilakukan warga Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Tradisi ini dilakukan untuk menyambut datangnya musim buah dan bunga.
Sekaligus cara masyarakat memanjatkan persembahan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya buah dan bunga yang menjadi mata pencaharian mereka bisa melimpah.
Selain itu, ritual ini juga bermakna sebagai bentuk penyatuan hubungan harmonisasi antarmanusia dan alam sebagai penopang kehidupan mereka.
Tradisi Mattammu Buah ini dilakukan setiap dua hingga tiga kali dalam waktu setahun.
Warga Binuang sebagian besar adalah petani buah-buahan seperti durian, duku atau langsat, mangga dan rambutan.
Sehingga ritual dan tradisi ini masih aktif dilakukan oleh semua lapisan masyarakat di daerah tersebut.
Baca Juga: Upacara Adat Jawa Barat Nyangku: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaannya
Ritual yang Dilakukan
Ritual yang dilakukan pada tradisi Mattammu Buah ini diawali dengan membakar lammang atau nasi ketan dicampur santan murni dalam bambu, kemudian dibakar hingga matang.
Setelah matang, lammang akan dipotong kecil-kecil untuk dinikmati seluruh masyarakat yang terlibat dalam upacara tersebut.
Namun, sebelum menyantapnya, tokoh adat dan tokoh agama akan memimpin doa di tengah kebun buah.
Setiap warga yang terlibat dalam ritual ini biasanya akan menyumbangkan beras ketan, kelapa, dan ikan.
Beras, kelapa dan ikan hasil sumbangan warga secara berkelompok ini kemudian dimasak bersama-sama.
Saat ritual ini berlangsung, tidak diperkenankan ada darah yang menetes.
Karena itulah, warga dilarang memotong ayam, kambing atau binatang lain.
Dalam acara santap bersama pun menggunakan alat-alat makan bernuansa tradisional.
Contohnya seperti daun sebagai alas makan, dan potongan bambu sebagai wadah gelas air minum.
Selain bersyukur atas berkah yang melimpah, warga masyarakat Kecamatan Binuang juga menyadari bahwa alam dan manusia saling berhubungan.
Baca Juga: Upacara Adat Batak Mangalahat Horbo, Prosesi dan Tradisi Kurban Suku Batak
Alam memberi manusia berbagai kebutuhan, sehingga manusia harus menjaga alam.
Oleh karena itu, alat makan dan minum yang digunakan berasal dari alam.
Hal ini juga sebagai wujud menghargai dan merasakan kearifan lokal masyarakat masa sebelumnya.
Nah, itulah penjelasan mengenai tradisi Mattammu Buah dari Binuang, Sulawesi Barat.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR