Bobo.id - Gunung Merapi di Yogyakarta merupakan salah satu gunung api paling aktif yang melakukan erupsi secara berkala.
Pada sebelas tahun yang lalu, tepatnya 26 Oktober 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi besar yang menyebabkan kerusakan pada 291 rumah warga.
Selain menimbulkan kerusakan, erupsi Gunung Merapi juga menyebabkan satu tanggul di Desa Ngepos jebol akibat luapan lahar dingin.
Dilansir dari Kompas.com, letusan tersebut bahkan lebih besar dari letusan yang terjadi pada tahun 1872 silam.
Sehari sebelum kejadian erupsi Merapi tersebut, status Gunung Merapi berubah dari siaga menjadi awas pada pukul 06.00 WIB.
Baca Juga: Unik! Seperti Bernapas, Ternyata Gunung Bisa Mengembang dan Menyusut, Ini Penjelasannya
Deformasi puncak hingga 21 Oktober hanya 10,5 sentimeter per hari, kemudian meningkat mencapai 42 cm per hari.
Deformasi puncak artinya perubahan bentuk pada permukaan gunung api yang menandakan adanya magma yang naik ke permukaan.
Kondisi tersebut menandakan magma dari perut gunung sudah semakin mendekati puncak.
Gunung Merapi saat itu berpotensi eksplosif dengan pola letusan menyemburkan material ke berbagai arah.
Padahal, erupsi eksplosif terakhir terjadi pada tahun 1930.
Keadaan Gunung Merapi ketika Erupsi
Pada hari ketika Gunung Merapi mengalami letusan, sebelumnya terdengar gemuruh panjang dari arah gunung.
Semburan abu vulkanik dan kerikil terjadi menyusul erupsi eksplosif Gunung Merapi, Selasa (26/10) pukul 18.10 WIB.
Hujan abu vulkanik putih kecoklatan terpapar hingga Jalan Kaliurang Km 15, sekitar kawasan Pakem, Sleman, dan daerah lain.
Di beberapa dusun, ketebalan abu vulkanik mencapai 5 sentimeter dan menutupi pandangan mata manusia.
Sejarah Erupsi-Erupsi yang Terjadi pada Gunung Merapi
Gunung Merapi telah mengalami erupsi berkali-kali sepanjang tujuh puluh tahun terakhir ini.
Baca Juga: Upacara Adat Jawa Timur Kasada Bromo: Sejarah, Tujuan, dan Ritual
Erupsi yang tercatat pertama kali yaitu pada 18 Januari 1954. Gunung Merapi kala itu mengalami letusan yang mengeluarkan awan panas, hujan abu, dan aliran lahar.
Akibatnya, Desa Tlogolele di perbatasan Boyolali-Magelang dan Desa Tlatah di Boyolali hancur lebur.
Erupsi selanjutnya terjadi pada 8 Mei 1861, yang meluncurkan awan panas sejauh 12 kilometer ke arah beberapa sungai seperi Sungai Batang, Senowo, Woro, dan Gendol.
Erupsi juga terjadi pada 8 Oktober 1967. Walaupun digolongkan sebagai erupsi kecil, namun hujan abu menyebar hingga wilayah Magelang, Wonosobo, dan Temanggung.
Pada 7 hingga 8 Januari 1969, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi yang hujan abu dan batunya menyebar di wilayah Sleman, Muntilan, dan Magelang.
Tahun 1972 hingga 1973, terjadi letusan Gunung Merapi yang digolongkan sebagai tipe vulkanian.
Tipe vulkanian artinya gunung berapi meletus dengan melontarkan material dari dalam magma dan juga bongkahan-bongkahan batu di sekitar kawah.
Pada tahun 1986, Gunung Merapi mulai membentuk kubah lava dan terjadi guguran awan panas sejauh 3,6 kilometer.
Sedangkan pada tahun 1992, Gunung Merapi kembali membentuk kubah lava dengan luncuran awan panas sejauh 6,5 kilometer.
Gunung Merapi mengalami erupsi lagi pada tahun 1994, dengan dua desa yang tersapu habis, yaitu Desa Turgo dan Tlogo Nirmolo.
Tahun 1997, aktivitas Merapi terpantau aktif kembali membentuk kubah lava dan mengalirkan awan panas sejauh 6 kilometer.
Setahun berikutnya, yaitu pada Juli 1998, Merapi mengalami erupsi yang menyebabkan hujan abu di Muntilan, Temanggung, dan Purworejo.
Baca Juga: Fakta Menarik Sekaligus Mencenangkan dari Gunung Berapi Kilauea di Kepulauan Hawaii
Tahun 2001, Merapi aktif kembali mengeluarkan awan panasnya yang menyebabkan hujan abu mencapai radius 80 kilometer.
Selang lima tahun, yaitu tahun 2006, tercatat ada enam kali letusan yang terjadi di Gunung Merapi. Tepatnya pada 15 Mei dan 4, 5, 8, 9, 14 Juni.
Selanjutnya Gunung Merapi kembali mengalami erupsi pada selang waktu antara Oktober hingga November 2010.
11 Mei 2018, Merapi alami letusan freatik yaitu letusan yang digerakkan oleh uap air di dalam tanah.
Pada 3 tahun terakhir, yaitu Januari hingga Februari 2019, Maret 2020, dan Januari 2021, Gunung Merapi juga mengalami erupsi yang mengeluarkan awan panas.
Nah, itulah sejarah yang terjadi pada hari ini, teman-teman.
(Penulis: Rosy Dewi Arianti Saptoyo)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR