Namun, untuk menghabiskan satu ekor mamut tidak bisa dilakukan dalam sehari.
Sehingga orang-orang purba harus menyimpan kelebihannya untuk makanan di hari-hari selanjutnya.
Daniel Fisher, seorang profesor dan kurator di Museum Paleontologi University of Michigan menemukan bukti tentang penggunaan mamut ini.
Daging mamut yang masih tersisa dimasukkan ke dalam air untuk diawetkan.
Bakteri di dalam air, yaitu Lactobacilli, berperan dalam pengawetan yang dilakukan oleh manusia kuno.
Respirasi anaerobik adalah proses pernapasan yang dilakukan tanpa oksigen.
Baca Juga: Coba Cek Isi Kulkasmu, 5 Makanan dan Minuman Ini Sebaiknya Segera Dibuang
Lactobacilli menghasilkan asam laktat, produk sampingan kimia dari respirasi anaerobik.
Asam laktat ini berfungsi untuk mempertahan massa otot dari daging mamut.
Dengan bantuan suhu rendah dan kandungan oksigen dari air danau yang rendah, pengawetan semakin berhasil.
Mengubur di Tanah Rawa
Sayangnya, danau kecil tidak tersedia di setiap daerah, sehingga manusia kuno harus memikirkan cara pengawetan yang lain.
Mengubur makanan adalah cara lain yang cerdik untuk menjaga makanan tetap segar.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR