Bobo.id - Sejak dahulu, manusia sudah mengerti cara menyimpan makanan walaupun belum ada teknologi kulkas.
Penyimpanan makanan dilakukan agar makanan tidak terkena mikroorganisme pembawa penyakit atau menyebabkan makanan menjadi busuk.
Sudah ada metode pengawetan seperti memberikan garam pada makanan, pengawetan, dan fermentasi.
Namun, selain itu, masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Penasaran bagaimana cara manusia kuno menyimpan makanan? Simak dari penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Jangan Asal Simpan, Ini 5 Cara Menyimpan Makanan di Kulkas yang Benar Agar Tahan Lama
Cara Ajaib Mengawetkan Mamut
Teman-teman, pernahkah kamu mengetahui hewan mamut? Hewan mamut adalah jenis hewan besar yang hidup di jaman purba.
Jika kamu pernah menonton film Ice Age, pasti kamu tidak asing dengan salah satu pemeran utamanya yang adalah seekor mamut besar.
Nah, pada jaman dahulu, ketika mamut masih hidup dan berkembang di bumi, mamut merupakan salah satu hewan buruan manusia.
Namun, untuk menghabiskan satu ekor mamut tidak bisa dilakukan dalam sehari.
Sehingga orang-orang purba harus menyimpan kelebihannya untuk makanan di hari-hari selanjutnya.
Daniel Fisher, seorang profesor dan kurator di Museum Paleontologi University of Michigan menemukan bukti tentang penggunaan mamut ini.
Daging mamut yang masih tersisa dimasukkan ke dalam air untuk diawetkan.
Bakteri di dalam air, yaitu Lactobacilli, berperan dalam pengawetan yang dilakukan oleh manusia kuno.
Respirasi anaerobik adalah proses pernapasan yang dilakukan tanpa oksigen.
Baca Juga: Coba Cek Isi Kulkasmu, 5 Makanan dan Minuman Ini Sebaiknya Segera Dibuang
Lactobacilli menghasilkan asam laktat, produk sampingan kimia dari respirasi anaerobik.
Asam laktat ini berfungsi untuk mempertahan massa otot dari daging mamut.
Dengan bantuan suhu rendah dan kandungan oksigen dari air danau yang rendah, pengawetan semakin berhasil.
Mengubur di Tanah Rawa
Sayangnya, danau kecil tidak tersedia di setiap daerah, sehingga manusia kuno harus memikirkan cara pengawetan yang lain.
Mengubur makanan adalah cara lain yang cerdik untuk menjaga makanan tetap segar.
Dengan melakukan penguburan bahan makanan, penyebab pembusukan seperti sinar matahari, panas, dan oksigen tidak bisa menyentuh makanan.
Nah, tanah yang dipilih tidak boleh sembarangan, teman-teman.
Maka, manusia kuno memilih tanah rawa yang lembap, rendah oksigen, dan mengandung asam.
Rawa adalah lahan basah air tawar dari tanah lunak yang sebagian besar terdiri dari bahan tanaman yang sebagian sudah membusuk, yang disebut gambut.
Baca Juga: Cokelat Tidak Perlu Disimpan di Kulkas, Bagaimana Cara Simpan Cokelat Sesuai Jenisnya?
Kondisi ini tentu saja mendukung proses pengawetan makanan.
Bahkan, pada masa peradaban kuno di Eropa Utara, orang mengawetkan mentega ke dalam rawa.
Ini dibuktikan dengan hasil penelitian terhadap gumpalan zat lilin yang tergenang air.
Setelah melakukan analisis kimia, ternyata zat lilin tersebut merupakan produk susu.
Wah, walaupun belum ada teknologi pengawet makanan, manusia kuno sudah menemukan cara unik untuk menyimpan makanan, ya.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR