Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mengetahui kondisi hipotermia pada seseorang?
Di negara-negara yang memiliki musim salju, hipotermia bukan hal yang asing.
Hipotermia berisiko terjadi pada tubuh penduduk negara-negara tersebut ketika terjadi bencana alam badai salju.
Sementara di Indonesia, orang biasanya terkena gejala hipotermia ketika mendaki gunung.
Apa itu hipotermia? Apakah kondisi ini membahayakan bagi manusia? Yuk, simak penjelasannya dari sini!
Baca Juga: Suhu di Gunung Lebih Dingin dari Pantai, Mengapa Begitu? Ini Penjelasannya
Pengertian dan Gejala Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC.
Padahal rata-rata suhu tubuh normal manusia yaitu 37oC, jika di bawah angka tersebut maka fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan alami gangguan.
Akibatnya semakin parah bila ketika terjadi gejala, tidak segera dilakukan penanganan.
Karena dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.
Adapun gejala hipotermia yang mungkin terjadi pada seseorang yaitu sebagai berikut.
Baca Juga: Mana yang Lebih Sehat dan Bermanfaat, Air Dingin atau Air Hangat? Ini Penjelasannya
Penyebab Terjadinya Hipotermia
Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanding dengan panas yang hilang.
Adapun beberapa penyebab terjadinya hipotermia yaitu ketika kita terlalu lama berada di tempat dingin, mengenakan pakaian tipis di musim dingin.
Atau terlalu lama mengenakan pakaian basah, hingga terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.
Selain itu, faktor risiko terjadinya hipotermia semakin besar pada manusia usia bayi dan lansia.
Juga orang dengan penyakit khusus seperti radang sendi, diabetes, stroke, hingga hipotiroidisme.
Cara Menangani Hipotermia
Karena hipotermia merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan, kita tidak boleh lengah melakukan pertolongan.
Langkah pertama yang harus dilakukan ketika kita berhadapan langsung dengan seseorang yang mengalami hipotermia adalah mengecek denyut nadinya.
Jika denyut nadi dan pernapasan sudah berhenti, maka cari bantuan medis.
Baca Juga: Suhu saat Musim Dingin Bisa sampai -16 Derajat, Ini 6 Fakta Unik Tentang Polandia
Sedangkan, jika denyut nadi masih terasa, kita bisa melakukan pertolongan pertama dengan cara berikut.
1. Pindahkan orang yang mengalami hipotermia ke tempat yang lebih kering dan hangat.
Kemudian, pindahkan secara hati-hati karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.
2. Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang kering.
3. Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.
4. Jika dia sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.
5. Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan tubuhnya dengan meletakkan kompres di leher, dada, dan bagian yang rentan terhadap udara dingin.
Hindari meletakkan kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.
Baca Juga: Bisa Tumbuh Lebih Cepat di Musim Dingin, Ini 5 Fakta Menarik tentang Kuku yang Jarang Diketahui
6. Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk menghangatkan penderita hipotermia.
Panas yang berlebihan justru akan merusak kulit dan menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
7. Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.
Nah, langkah medis selanjutnya sebaiknya dilakukan langsung oleh ahli kesehatan.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR