Bobo.id - Rasa takut tidak bisa dihindari oleh semua orang, namun bisa diatasi.
Manusia memiliki ketakutan yang beragam, contohnya takut gelap, takut laba-laba, takut petir, dan ketakutan lainnya.
Namun, ketakutan sebenarnya adalah hal yang alami terjadi pada manusia, karena termasuk mekanisme bertahan hidup.
Tahukah kamu, rasa takut ternyata sudah diajarkan oleh nenek moyang kita zaman dahulu.
Misalnya, ketakutan kita akan gelap merupakan sifat evolusi yang dilakukan nenek moyang untuk bertahan dari predator.
Apa itu sifat evolusi?
Evolusi adalah perubahan yang dilakukan secara perlahan-lahan, atau sedikit demi sedikit.
Apa yang terjadi pada tubuh dan otak ketika kita merasa takut?
Baca Juga: Kurangi Stress Hingga Sehatkan Jantung, Inilah 4 Manfaat Tertawa bagi Kesehatan Tubuh
Cara Kerja Otak saat Takut
Otak merupakan pusat kendali manusia, baik dalam mengendalikan pikiran hingga anggota tubuh.
Hubungan antara otak dan alat indra tidak bisa terpisahkan.
Ketika alat indra kita menerima atau mendeteksi sesuatu yang membuat kita stres, otak mengaktifkan serangkaian reaksi yang membuat kita takut.
Maka dari itu, kita bisa menunjukkan ketakutan secara alami melalui respons tubuh.
Misalnya, kita berlari ketika mendengar suara di tempat sepi, atau menutup wajah dengan selimut.
Bagian pada otak yang bernama amigdala, berfungsi untuk mengatur perasaan takut yang kita rasakan.
Saat merasa takut atau stres, amigdala akan aktif sementara otak sadar akan dikesampingkan.
Bersamaan dengan proses tersebut, pelepasan neurokimia dan hormon membuat denyut jantung semakin meningkat.
Baca Juga: Air Mata Tidak Hanya Keluar Ketika Menangis, Inilah Fakta Menarik Air Mata
Respons Ketika Takut
Selanjutnya, kita akan menentukan respons terhadap rasa takut tersebut, misalnya merinding atau gemetar.
Sedangkan secara emosional, respons tubuh terhadap takut yaitu dengan meningkatkan kewaspadaan.
Kemudian, kita akan menjaga otak dan tubuh tetap fokus sampai rasa takut tersebut hilang.
Hal ini juga terjadi pada contoh kasus ketakutan terhadap gelap. Ketika tiba-tiba mati lampu, imajinasi di dalam otak kita semakin berkembang.
Oleh karena itu, muncullah pikiran-pikiran yang membuat kita merasa takut dan cemas.
Dan ketika kecemasan tersebut meningkat, otak akan mengendalikan indra visual dan pendengaran kita menjadi lebih aktif.
Artinya, apapun yang kita lihat dan kita dengarkan ketika gelap akan terasa lebih jelas.
Baca Juga: Mengapa Kita Merinding saat Dingin dan Berkeringat saat Panas?
Namun, pada usia lebih dari tujuh tahun, manusia biasanya sudah bisa membedakan ketakutan yang nyata dan ketakutan karena benda imajinasi.
Amigdala pada anak-anak belum berkembang dengan baik, sehingga lebih sering merasa takut.
Sedangkan pada usia menuju dua belas tahun, amigdala dan otak depan semakin terhubung sehingga dapat mengelola rasa takut.
Nah, itulah proses terjadinya rasa takut dan fakta-fakta menariknya.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR