Bobo.id - Teman-teman, masih ingatkah kamu proses terjadinya hujan?
Air yang berasal dari laut, danau, sungai, salju, tanah, bahkan magma cair, akan mengalami evaporasi atau penguapan.
Menurut United State Geological Survey, jumlah air dari setiap badan air di Bumi mencapai 332,5 juta mil kubik atau 1,4 miliar kilometer kubik.
Sebagai perbandingan, 1 mil kubik air bisa digunakan untuk mengisi 1,1 triliun galon.
Karena proses siklus air, air di Bumi tidak pernah berada di satu tempat dalam waktu lama.
Air akan terus berpindah dari Bumi, kemudian menguap dan menetap di atmosfer, mengembun, menciptakan awan, dan menjadi hujan.
Itulah yang disebut dengan siklus air menurut penjelasan sains.
Jika jumlah air sebanyak 1,4 miliar kilometer kubik berada di Bumi, maka seberapa banyak air yang menetap di atmosfer?
Yuk, cari tahu faktanya!
Baca Juga: Jumlah Punuk Unta Bisa Menentukan Jenis Unta, Ketahui Fakta Menarik Unta, yuk!
Seberapa Banyak Air di Atmosfer?
Sebelum mencari tahu jawaban dari pertanyaan di atas, sebaiknya kita memahami apa itu atmosfer terlebih dahulu.
Bumi memiliki beragam jenis lapisan, mulai dari kerak Bumi, mantel Bumi, dan inti Bumi.
Atmosfer, bersama dengan litosfer dan mesosfer berada di lapisan Bumi yaitu mantel Bumi.
Mantel Bumi juga sering disebut selimut Bumi. Sedangkan atmosfer yaitu lapisan di bawah litosfer yang mengandung batuan yang meleleh karena suhu yang panas.
Ketika air menguap, air akan menetap atau berada di lapisan atmosfer selama 10 hari.
Menurut Frédéric Fabry, direktur J. Stewart Marshall Radar Observatory, ada sekitar 30 mm hujan dalam bentuk uap yang tersedia di atmosfer.
Ukuran 30 mm ini sama dengan 25 kilogram air dalam bentuk uap di setiap yard persegi.
Apa yang terjadi ketika air dari atmosfer turun ke permukaan Bumi?
Baca Juga: Sudah Ada Lebih dari 1 Miliar Tahun, Bagaimana Lempeng Tektonik Terbentuk?
Terjadinya Hujan
Mengingat luas permukaan Bumi yaitu 510 juta kilometer persegi, dan ada 37,5 juta-miliar galon air di atmosfer.
Maka, jika hujan terjadi sekaligus, permukaan air di lautan akan meningkat hingga 3,8 sentimeter.
Tentu saja hujan tidak akan terjadi sekaligus dalam satu waktu. Namun, hujan juga bisa turun deras hingga menyebabkan banjir.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada Scientific Reports tahun 2017, jika permukaan air laut naik hingga 5 sampai 10 sentimeter, maka akan menambah frekuensi banjir di daerah-daerah tropis.
Aliran air yang terjadi di atmosfer dikendalikan oleh penguapan dan suhu.
Penguapan air membutuhkan banyak energi, yang berasal dari panasnya atmosfer.
Bagian lautan hangat adalah tempat penguapan terbesar, dan lautan di Arktik adalah tempat penguapan terkecil.
Nah, itulah fakta menarik tentang adanya air di atmosfer dan kaitannya dengan terjadinya hujan.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR