Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Nenek Kiri dan Kucingnya.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
----------
Nenek Kiri sudah tua. Ia tinggal bersama Pusi, kucingnya yang setia. Rumah Nenek Kiri juga sangat tua. Kalau badai datang, angina menyusup dari jendela. Air hujan pun menetes dari atapnya. Bila sudah begini, Nenek Kiri ingin sekali pindah rumah.
Suatu malam, beberapa tikus hampir mencuri roti, daging asap, dan keju. Dengan sigap Pusi mengusir tikus-tikus itu. Setelah itu, Nenek Kiri dan Pusi siap untuk tidur. Namun, saat mereka hampir terlelap...tiba-tiba terdengar suara mengerikan...
Kriet...kriet... Ssshh...sshh! Pusi melompat ke dapur. Nenek Kiri mengikutinya. Ugh, ternyata itu bunyi laba-laba besar yang sedang merajut sarangnya. "Hush, pergi kau!" Nenek Kiri berteriak jengkel. Akhirnya sepanjang malam Nenek Kiri dan Pusi tidak tidur.
"Mungkin kita harus bangun di malam hari, dan tidur pada pagi hari," gumam Nenek Kiri. "Siang hari tikus dan laba-laba tidak berani keluar." Begitulah, mereka akhirnya sarapan pada pukul delapan malam, makan siang pada tengah malam, dan makan malam pada pukul tujuh pagi. Pukul sembilan pagi mereka tidur dengan nyenyak.
Suatu pagi, ketika mereka hendak tidur, terdengar suara gaduh. Buzzzz....zzzzzz. Sekelompok lebah asyik mengumpulkan madu. Nenek Kiri dan Pusi jadi jengkel dan putus asa. Lalu terdengar lagi bunyi ketukan di pintu, TOK TOK TOK!
"Masuk," sahut Nenek Kiri dengan malas. Ternyata itu Nenek Kara, adik Nenek Kiri yang tinggal di kota.
"Kau tampak kusut." kata Nenek Kara. Nenek Kiri menceritakan persoalannya.
"Hmmm....kau harus menginap di rumahku, di kota. Tidak ada tikus, tidak ada serangga," kata Nenek Kara. Nenek Kiri dan Pusi segera . berkemas.
Tempat tinggal Nenek Kara sangat menyenangkan. Letaknya di apartemen bertingkat. Lantainya berkilat, atapnya kuat. Angin pun tidak pernah menyelinap dari pintu atau jendela di malam hari. Dan yang pasti, tidak ada tikus, laba-laba ataupun lebah.
Nenek Kiri hampir terlelap.
Tetapi
Jesjes... tuit...tuit! Serangkaian kereta api merayap. Ngeee...ng! Din din! Ciieeet! Beberapa mobil berdesakan di bawah jendela kamarnya. Ugh, tetangga di sebelah kiri menyalakan radio dengan keras. Bising sekali.
Nenek Kiri dan Pusi menutup telinganya rapat-rapat. Anehnya, Nenek Kara tidak terganggu sama sekali.
Pagi harinya Nenek Kara menemukan kakaknya dan Pusi terduduk lesu.
"Tidurmu nyenyak semalam?" tanya Nenek Kara cerah.
'Tidak semenitpun!" geram Nenek Kiri.
Ia dan Pusi segera pulang. Kembali ke rumah mereka. Nenek Kiri menguap lebar sesampainya di rumah. Ia langsung meloncat ke tempat tidurnya. "Pusi, rasanya rumah kita jauh lebih tenang sekarang."
"Miaow!" Pusi mengangguk setuju.
Pagi itu tikus berdecit di lantai dapur, laba-laba merajut sarangnya dengan hang, dan lebah-lebah mengumpulkan madunya.
Tetapi Nenek Kiri dan Pusi tetap terlelap. Sampai akhir hayatnya, mereka hidup bahagia di rumah tua itu.
Cerita oleh: Fransisca Agustin
#MendongenguntukCerdas
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR