Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu berkunjung ke California, Amerika?
Di sana terdapat tempat terkering dan terpanas di Amerika Utara, yaitu Taman Nasional Death Valley.
Tempat ini dikenal sebagai tempat menarik yang menyimpan beragam fakta unik.
Selain terkenal sebagai tempat terpanas, Death Valley juga memiliki ketinggian terendah di Benua Amerika, yaitu sekitar 85,9 meter di bawah permukaan laut.
Meskipun daerah ini termasuk daerah ekstrem, setiap tahunnya Death Valley bisa dikunjungi satu juta wisatawan.
Ada salah satu fenomena misterius di Death Valley yang sudah tidak asing lagi bagi orang-orang, yaitu fenomena batu bergerak.
Bukan karena didorong, ditarik, atau diangkat orang. Melainkan, batu ini bergerak sendiri!
Bagaimana bisa sebuah atau beberapa batu dapat bergerak sendiri tanpa bantuan manusia?
Yuk, simak penjelasan ilmiahnya di sini!
Baca Juga: Menarik! Ternyata Tidak Semua Hiu Berbahaya, Inilah 3 Fakta Menariknya
Misteri Fenomena Batu Bergerak
Fenomena batu bergerak yang misterius ini terjadi di Racetrack Playa, sehamparan dasar danau kering di Death Valley.
Fenomena ini mengundang keingintahuan banyak ilmuwan dan detektif berteknologi tinggi.
Dalam buku Mysteries of the World: Unexplained Wonders Mysterious Phenomena, Herbert Genzmer dan Ulrich Hellenbrand menjelaskan bahwa ada tanda yang menunjukkan bukti batu ini bergerak.
Batu yang bergerak meninggalkan bekas gosokan dan kikisan yang lebih mirip jalan setapak di permukaan tanah yang datar dan kering.
Tidak ada orang yang tahu apakah ada kekuatan luar yang menyebabkan batu ini bergerak, atau kapankah peristiwa batu bergerak ini berlangsung.
Uniknya, tidak semua batu di Death Valley bisa bergerak,lo. Selain itu, batu-batu ini hanya bergerak setiap dua hingga tiga tahun.
Bahkan pergerakan batu ini tidak ke arah yang sama ataupun terjadi pada waktu yang sama.
Sebagian batu bisa berbelok dengan arah 90 derajat, juga bergerak sejauh puluhan meter.
Baca Juga: Misterius, Bagaimana Cara Terbentuknya Stalagmit dan Stalaktit pada Gua?
Batu-batu yang dapat bergerak sebagian besar memiliki diameter 15 hingga 45 sentimeter.
Penjelasan Ilmiah
Awalnya, ada sebuah teori menyatakan faktor penyebab fenomena batu bergerak ini adalah efek magnet.
Namun, teori ini telah diabaikan karena diketahui banyak batu tidak mengandung elemen magnetik seperti besi.
Kemudian, sebagian orang berpendapat bahwa angin kencang yang dapat memindahkan batu tersebut dari satu posisi ke posisi yang lain.
Teori ini dianggap paling masuk akal dan mungkin terjadi, karena batu bisa bergerak atas kombinasi kekuatan angin, suhu, dan air.
Meskipun Racetrack Playa adalah daratan kering, sebenarnya tetap ada air yang terkumpul di permukaan daratan setelah hujan.
Brian Dunning, seorang peneliti dari California menyatakan ketika ada air dan suhu turun di bawah titik beku, maka terciptalah lapisan es yang tipis.
Saat ada angin, lapisan es yang mulai mencair ini akan menyeret bebatuan melintasi lapisan permukaan lumpur yang licin.
Baca Juga: Jarang atau Bahkan Tak Pernah Dikunjungi Manusia, Ini 5 Tempat Misterius di Bumi
Percobaan Sederhana
Seorang peneliti dari NASA, Ralph Lorenz juga penasaran dengan fenomena batu bergerak di Death Valley ini.
Sehingga ia melakukan percobaan dengan menaruh batu di sebuah permukaan stoples yang rata.
Kemudian, Lorenz menuangkan sekitar satu inci air, sehingga batu tidak tenggelam.
Setelah itu, stoples berisi baru dan air ini dimasukkan ke dalam freezzer, sehingga permukaan air dapat membeku.
Ketika sudah membeku, Lorenz mengeluarkan wadah tersebut dan meniup secara perlahan di permukaan lapisan es.
Ajaibnya, batu tersebut bergerak sedikit demi sedikit di permukaan lapisan es tipis, dan meninggalkan jejak, persis seperti yang terjadi di Death Valley.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR