Bobo.id - Lingkungan harus dijaga dan terus dirawat agar tetap sehat dan asri.
Merawat lingkungan juga akan meningkatkan kesehatan manusia, teman-teman.
Cara paling sederhana dalam menjaga lingkungan adalah tidak membuang sampah sembarangan.
Sampah adalah masalah lingkungan yang seolah tiada habisnya. Dilaporkan bahwa ada sekitar 8.000 ribu ton sampah diproduksi setiap hari.
Sebagian besar sampah itu adalah sampah plastik yang susah terurai.
Menanggapi masalah sampah, ada satu keluarga yang memiliki gaya hidup zero waste atau menekan produksi sampah.
Keluarga itu terdiri dari ibu dan dua anak, Esther Peñarrubia, 41 tahun, memiliki gaya hidup zero waste.
Gaya Hidup Zero Waste Keluarga Esther Peñarrubia
Bagaimana gaya hidup zero waste keluarga Bu Esther tersebut? Rupanya, Bu Esther dan anak-anaknya terbiasa menghindari memakai bendai sekali pakai, teman-teman.
Baca Juga: Termasuk Indonesia, Ini Daftar Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia
Keluarga yang tinggal di Girona di Catalonia Spanyol, menghindari benda-benda sekali pakai yang agar tidak menumpuk sampah.
Contoh benda sekali pakai adalah, sedotan plastik, tas kresek, botol shampo, dan barang-barang yang memiliki kemasan.
Bu Esther dan anak-anaknya membiasakan diri mereka untuk membeli barang-barang yang awet digunakan selama bertahun-tahun.
Untuk menghindari menghasilkan sampah, Bu Esther akan berbelanja makanan mentah tanpa kemasan di swalayan khusus.
Dengan begitu, Bu Esther tidak akan membuang banyak sampah plastik dan pembungkus makanan.
Bu Esther juga membeli detergen dan sabun dalam jumlah besar di tempat grosir, lalu detergen dan sabun dipindahkan ke wadah ramah lingkungan di rumahnya agar mengurangi sampah kemasan.
Selain itu, Bu Esther lebih suka melakukan barter (tukar menukar) perabotan tua dengan orang lain. Perabotan itu nantinya akan diolah kembali menjadi perabotan baru tanpa harus dibuang.
Bu Esther juga memanfaatkan sisa dapur dan sisa makanan untuk dijadikan pupuk kompos.
Karena keluarga Bu Esther tidak suka memakai kemasan plastik dan wadah plastik, Bu Esther mengganti wadah plastik dengan wadah kaca, rotan, kayu, atau yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Disebut Ramah Lingkungan, Benarkah Plastik Biodegradable Bisa Terurai?
Bu Esther Mengajarkan Zero Waste Anak-anaknya
Anak-anak Bu Esther yang berusia lima dan tujuh tahun pandai membuat kerajinan dari barang bekas kemasan yang memiliki nilai jual, teman-teman.
Keluarga itu juga menanam tomat, selada, brokoli, dan rempah-rempah mereka sendiri di kebun dapur, dan memiliki pohon jeruk dan mandarin di luar ruangan.
Ketika anak-anaknya masih kecil, Bu Esther akan menggunakan popok kain yang dapat digunakan ulang daripada popok sekali pakai.
Walau Bu Esther harus mencuci popok kain lebih sering, beliau mengaku lebih suka melakukannya daripada harus menghasilkan sampah.
Hadiah Natal dan ulang tahun akan dibungkus dengan kain yang dapat digunakan kembali daripada kertas kado.
Untuk membantu mendidik anak-anaknya, Bu Esther mengajak mereka jalan-jalan alam ke hutan tempat mereka memungut sampah. Bu Esther juga mengajak mereka ke perpustakaan dan membaca buku tentang perubahan iklim dan bahaya sampah plastik.
Bu Esther, yang memiliki gelar doktoral (gelar pendidikan tertinggi) di bidang teknik pertanian sangat memahami masalah lingkungan karena produksi sampah dari masyarakat.
Nah, itulah gaya hidup zero waste keluarga Bu Esther dan anak-anaknya. Beliau pun sering diundang untuk berbicara di berbagai acara bincang-bincang di beberapa negara mengenai kebiasaan keluarganya itu. Apakah teman-teman ingin mencoba gaya hidup zero waste juga?
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | GOODNEWSNETWORK.COM |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR