Bobo.id - Pandemi virus corona masih terus berlanjut, teman-teman. Namun, ada penyakit yang terdeteksi di Negara Inggris.
Penyakit ini menyita perhatian warga Inggris karena dikhawatirkan akan menyebar seperti penyakit COVID-19.
Baru-baru ini, kasus demam yang ditemukan pada dua orang di Inggris Timur yang baru saja melakukan perjalanan ke Afrika Barat.
Penyakit itu disebut dengan penyakit Demam Lassa. Seperti apa penyakit Demam Lassa itu?
Yuk, simak artikel ini lebih lanjut.
Pengertian Penyakit Demam Lassa
Dari laman resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, Demam Lassa adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Lassa (LASV).
Virus Lassa merupakan jenis virus yang berantai tunggal, termasuk pada golongan arbovirus, genus Arenavirus, dan keluarga Arenaviridae.
Virus Lassa berkembangbiak pada jenis tikus Mastomys yang dikenal sebagai tikus multimammate.
Baca Juga: Selain Omicron, Penyakit Demam Berdarah Juga Melonjak di 9 Wilayah Berikut
Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis adalah penyakit yang ditularkan akibat adanya interaksi manusia dengan hewan pembawa penyakit.
Tikus Mastomys yang terinfeksi dengan virus Lassa tidak akan sakit, tetapi tikus tersebut dapat menularkan virus dalam urine dan kotoran mereka kepada manusia.
Penyakit Demam Lassa yang disebabkan oleh virus Lassa ini sebagian besar terjadi di Afrika Barat, teman-teman.
Demam Lassa ditularkan ke manusia terutama melalui makanan maupun barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi oleh urin dan kotoran tikus yang terinfeksi.
Dikhawatirkan penyakit ini menjadi pandemi, pemerintah Inggris langsung melakukan upaya penyembuhan dan isolasi pada warganya.
Gejala Demam Lassa
Penyakit Demam Lassa timbul dengan gejala bertahap yang meliputi:
- Sakit kepala Sakit tenggorokan Nyeri otot Nyeri dada Mual Muntah Diare Batuk, dan disertai sakit perut;
- Dalam kasus yang parah dapat terjadi pembengkakan pada wajah;
Baca Juga: Tidak Hanya Demam, Gejala Varian Omicron Juga Sebabkan Gangguan Pendengaran
- Terdapat cairan dalam rongga paru-paru, pendarahan dari mulut dan hidung, dan tekanan darah rendah;
- Pada tahap selanjutnya ada kemungkinan kejang hingga koma koma.
Demam Lassa ini menyebabkan tuli pada 25 persen pasien. Umumnya, pendengaran kembali normal setelah 1-3 bulan, rambut rontok sementara dan gangguan cara berjalan mungkin terjadi selama pemulihan.
Penularan Demam Lassa
Manusia biasanya terinfeksi virus Lassa dari urin atau kotoran yang terinfeksi tikus Mastomys. Virus Lassa juga dapat menular antar manusia melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi Demam Lassa.
Pengobatan Demam Lassa
Demam Lassa dapat diobati oleh obat antivirus ribavirin. Untuk sekarang, belum ada vaksin yang bisa mencegah Demam Lassa mencegah penularan Demam Lassa.
Demam Lassa ini adalah penyakit menular sama seperti COVID-19, hanya saja penularannya jauh lebih lambat dan jarang terjadi.
Oleh sebab itu, Demam Lassa tidak dikhawatirkan menjadi penyakit pandemi seperti COVID-19 selama masih bisa dikontrol perkembangannya dengan baik.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Healthline,Kemenkes RI,KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR