Bobo.id - Penyebab pencemaran tanah bisa dikarenakan berbagai penyebab.
Sebelum mengetahui penyebabnya, teman-teman perlu mengetahui apa itu pencemaran tanah.
Pencemaran tanah adalah kondisi saat tanah mengandung bahan kimia yang bisa meracuni tumbuhan, hewan, dan manusia.
Jika tingkat pencemaran bahan kimia ini terlalu tinggi, tentu bisa mengganggu keseimbangan alam dan juga keselamatan manusia.
Lalu, apa saja penyebab pencemaran tanah ini?
Teman-teman bisa mengetahui lebih banyak tentang penyebabnya melalui penjelasan berikut ini.
Penyebab Pencemaran Tanah
Suatu wilayah bisa mengalami pencemaran tanah karena beberapa hal ini.
1. Limbah Padat
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Pembela Tanah Air atau PETA
Limbah padat juga bisa jadi salah satu penyebab tanah mengalami pencemaran.
Limbah padat ini biasanya disebabkan dari limbah pabrik gula, pabrik kertas, pabrik tekstil, pabrik obat-obatan kimia, dan lain-lain.
Limbah padat ini bentuknya berupa bubur atau lumpur yang perlu dibuang oleh pabrik.
Jika limbah ini tidak diolah dengan benar dan hanya dibuang sembarangan, serta dibiarkan menumpuk.
Maka, lama-kelamaan tanah di wilayah tersebut akan menyerap bahan-bahan kimia dari limbah.
Akibatnya, tanah pun kotor oleh limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik.
Kondisi tanah pun terpengaruh dan menjadi gersang, tentunya membuat tumbuhan sulit tumbuh dengan subur di wilayah tersebut.
2. Limbah Cair
Selain ada limbah padat, juga ada limbah cair yang jadi penyebab pencemaran tanah.
Baca Juga: Seluruh Tanah di Dunia Mulai Terdegradasi, Apa yang Harus Dilakukan Manusia?
Biasanya, limbah cair ini dihasilkan oleh industri kimia dan logam.
Jika kegiatan industri itu tidak membuang limbahnya dengan baik dan benar. Maka, tanah di wilayah tersebut akan tercemar dari limbah cair yang dihasilkan.
Meskipun pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri cukup besar, ternyata, limbah cair dari sampah rumah tangga juga bisa mencemari tanah, lo.
Contohnya, seperti air bekas cuci pakaian ataupun cucu piring yang mengandung detergen.
Limbah rumah tangga ini biasanya dibuang sembarangan dan diserap oleh tanah.
Lama-kelamaan kondisi tanah pun berubah dan tidak subur lagi akibat menyerap bahan kimia terlalu banyak.
3. Limbah Anorganik
Penyebab pencemaran tanah lainnya yaitu limbah anorganik. Limbah ini adalah sejenis limbah yang tidak bisa terurai secara alami dan mengotori kandungan tanah.
Contohnya, seperti sampah-sampah plastik pembungkus makanan, kaleng kemasan makanan, ataupun bahan lainnya yang sulit terurai dengan cepat.
Bahkan wadah-wadah plastik ini bisa menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit.
Oleh karena itu, limbah anorganik sebaiknya mulai dikurangi atau didaur ulang agar jumlahnya tidak berlebihan.
4. Limbah Organik
Limbah organik juga jadi penyebab tanah bisa tercemar, lo. Lalu, apa saja limbah organik ini?
Limbah organik bisa berasal dari feses manusia, sisa sampah dapur organik, seperti nasi, sayuran, dan buah-buahan.
Meskipun limbah organik ini lebih aman daripada limbah anorganik. Tetapi, jika jumlahnya terlalu banyak bisa memengaruhi kandungan tanah di suatu wilayah, lo.
Akibatnya, tanah pun menyebarkan penyakit dan bisa menghambat pertumbuhan tanaman.
Contohnya, pencemaran tanah yang disebabkan feses bisa membuat kualitas air tanah menurun dan mengandung bakteri penyebab penyakit.
Oleh karena itu, meskipun bisa terurai sendiri, tapi jumlah limbah organik yang terlalu banyak tetap bisa mencemari.
Untuk itu, teman-teman pun harus mengolah limbah organik ini dengan baik dan benar, agar kondisi tanah tetap subur serta sehat.
Baca Juga: Disebut Ramah Lingkungan, Benarkah Plastik Biodegradable Bisa Terurai?
Nah, itulah keempat penyebab pencemaran tanah bisa terjadi. Mulai dari yang berbahaya seperti limbah padat, hingga yang pencemarannya tergolong ringan seperti limbah organik.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR