Bobo.id - Ada fenomena menarik yang akan terjadi pada bulan Februari 2022, teman-teman.
Di akhir Februari nanti, Matahari akan berada tepat atas Indonesia.
Posisi Matahari yang tegak lurus dengan khatulistiwa ini terjadi mulai akhir bulan Februari hingga awal April 2022.
Nah, posisi Matahari yang demikian itulah yang akan menyebabkan fenomena Hari Tanpa Bayangan.
Fenomena Hari Tanpa Bayangan itu tepatnya bernama Hari Tanpa Bayangan Matahari.
Bagaimana hal itu bisa terjadi, ya? Simak artikel ini lebih jauh.
Pengertian Hari Tanpa Bayangan
Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa Indonesia berada di 6 derajat Lintang Utara hingga 11 Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa.
Dengan lokasi geografis seperti itu, Matahari akan berada di atas Indonesia ketika tengah hari dengan pada 21 Februari sampai 5 April 2022.
Baca Juga: Setiap Tahun, Hari Tanpa Bayangan Terjadi 2 Kali, Apa Itu Hari Tanpa Bayangan?
Pengertian Hari Tanpa Bayangan Matahari adalah ketika matahari berada di atas, sehingga tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari.
Hal ini bisa diamati dengan mata telanjang, lo. Bahwa benda tegak tidak berongga, seperti tiang jalan, rumah, batu, dan lainnya tidak akan memiliki cahaya.
Bahkan, orang yang berdiri tegak di bawah sinar Matahari pun tidak akan memiliki bayangan di Hari Tanpa Bayangan.
Hari Tanpa Bayangan Matahari terjadi dua kali setahun untuk kota-kota yang terletak di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan.
Sementara itu, untuk kota-kota yang terletak di dekat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan akan memiliki hari tanpa bayangan hanya sekali setahun.
Hari Tanpa Bayangan ini terjadi pada ketika Solstis Juni (21 atau 22 Juni) maupun Solstis Desember (21 atau 22 Desember).
Di luar wilayah tersebut, tidak akan terjadi Hari Tanpa Bayangan.
Karena Indonesia adalah negara tropis yang terletak di wilayah garis balik, Hari Tanpa Bayangan akan terjadi di banyak kota di Indonesia.
Kota-kota di Indonesia yang Akan Mengalami Hari Tanpa Bayangan
Baca Juga: Fenomena Kulminasi Membuat Bayangan Tugu Monas Hilang, Cari Tahu, yuk!
Pada Februari, Hari Tanpa Bayangan Matahari akan terjadi di Banyuwangi, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara, dan beberapa kota di Maluku dan Papua.
Pada awal Maret, Hari Tanpa Bayangan Matahari akan terjadi di sebagian wilayah Sumatera, sebagian besar Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian wilayah Maluku, serta Papua.
Sementara itu sisanya akan mengalami Hari Tanpa Bayangan Matahari pada bulan April.
Berikut ini jadwal Hari Tanpa Bayangan Matahari bulan Februari:
- Pulau Jawa
Banyuwangi: 27 Februari pukul 11.35.18 WIB;
Yogyakarta: 28 Februari pukul 11.51.05 WIB.
- Bali dan Nusa Tenggara
Rote Ndao: 21 Februari pukul 12.01.22 WITA;
Baca Juga: Akan Terjadi Hari Tanpa Bayangan, Cari Tahu Daerah Mana Saja di Indonesia yang Mengalaminya!
Sabu Raijua: 21 Februari pukul 12.06.12 WITA:
Kupang: 22 Februari pukul 11.59.03 WITA;
Soe: 23 Februari pukul 11.56.13 WITA;
Waingapu: 24 Februari pukul 12.12.09 WITA;
Atambua: 25 Februari pukul 11.53.29 WITA;
Ende: 26 Februari pukul 12.06.15 WITA;
Mataram: 26 Februari pukul 12.28.25 WITA;
Denpasar: 26 Februari pukul 12.32.01 WITA;
Labuanbajo: 27 Februari pukul 12.13.11 WITA;
Baca Juga: Benarkah Hari Tanpa Bayangan Sebabkan Suhu Panas di Beberapa Wilayah Jawa?
Dompu: 27 Februari pukul 12.18.52 WITA;
Sumbawabesar: 27 Februari pukul 12.23.02;
WITA Singaraja: 28 Februari pukul 12.32.11 WITA.
- Maluku dan Papua
Merauke: 27 Februari pukul 11.51.12 WIT;
Saumlaki: 28 Februari pukul 12.27.18 WIT;
Tiakur: 28 Februari pukul 12.41.20 WIT.
Nah, itulah pengertian fenomena Hari Tanpa Bayangan yang akan terjadi pada akhir Februari 2022.
Bagi teman-teman yang berada di kota yang disebutkan diatas, silahkan mencoba untuk berdiri tepat di bawah sinak Matahari untuk menyaksikan fenomena ini, ya!
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com,Edukasi Sains Antariksa LAPAN |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR