Bobo.id - Cuaca ekstrem seperti hujan lebat, gelombang tinggi, hingga badai di Bumi ternyata bisa terjadi di bagian lain Tata Surya.
Di Bumi, cuaca ekstrem berdampak langsung bagi manusia dan makhluk hidup.
Mungkin banyak orang belum mengetahui kalau di Planet Jupiter terdapat badai yang berusia berabad-abad, hingga angin kencang yang terjadi di Neptunus.
Namun, dengan ilmu pengetahuan, para ilmuwan dapat mempelajari sistem cuaca yang terjadi di Tata Surya.
Yuk, cari tahu ada berapa macam jenis cuaca ekstrem yang terjadi di Tata Surya!
1. Badai 16.000 Kilometer di Jupiter
Badai-badai besar di Bumi memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan makhluk hidup yang terdampak.
Namun, pernahkah kamu tahu kalau badai terbesar di Bumi bahkan tidak lebih besar daripada badai di Jupiter.
Di Jupiter, kita bisa menemukan badai raksasa yang ukurannya sekitar 16.000 kilometer, atau 1,3 kali lebih lebar dari Planet Bumi.
Baca Juga: Dapat Menerjang Satelit, Ketahui Dampak Buruk Badai Matahari pada Bumi
2. Petir di Saturnus 10.000 Kali Lebih Kuat dari Bumi
Menurut Livescience, petir merupakan salah satu kekuatan alam terbesar di planet kita, Bumi.
Namun, di Planet Saturnus, petir berkekuatan 10.000 kali lebih kuat dari Bumi bisa terlihat dan terdengar saat kita di ruang angkasa.
Pesawat ruang angkasa NASA Cassini, yang mengorbit Saturnus dari 2004 hingga 2017, dapat melihat kilat di Saturnus pada siang hari.
Ini menunjukkan bahwa petir tersebut berarti sangat kuat, melebihi kekuatan petir yang terjadi di Bumi.
Bahkan pesawat Cassini juga pernah 'mendengar' badai di Saturnus yang diketahui membentang lebih dari 300.000 kilometer mengelilingi hampir seluruh planet.
3. Badai Matahari
Matahari memang memberikan banyak manfaat bagi manusia dan kehidupan di Bumi, namun ketika badai Matahari terjadi, apa dampaknya?
Badai Matahari diketahui dapat merusak satelit yang mengawasinya, kadang-kadang juga menyebabkan Bumi harus mematikan listrik sementara.
Baca Juga: Fakta Menarik Planet Uranus, Planet Terdingin dengan Rotasi Unik
Pada tahun 1859, badai Matahari dapat menyebabkan gangguan komunikasi telegraf secara global.
Di tahun 1989, semburan dari badai Matahari merusak transmisi tenaga listrik, yang menyebabkan pemadaman bagi 6 juta orang di Bumi selama 9 jam.
4. Badai dengan Kecepatan 400 km/jam di Venus
Di Planet Venus, terdapat pusaran besar seukuran Benua Eropa yang berputar-putar di atmosfernya.
Atmosfer di Venus bergerak dengan kecepatan 400 km/jam atau 60 kali lebih cepat dari rotasi planet, menurut European Space Agency.
Venus juga merupakan planet terpanas di Tata Surya, meskipun letaknya tidak paling dekat dengan Matahari.
Sebagai informasi, suhu di Planet Venus bisa mencapai 465 derajat Celcius.
5. Neptunus dan Angin Tercepat di Tata Surya
Planet Neptunus merupakan planet yang letaknya paling jauh dari Matahari. Namun di sana terdapat angin tercepat di Tata Surya.
Baca Juga: Sebuah Benda Misterius Ruang Angkasa Meledak Tiap 20 Menit Sekali, Benda Apa Itu?
Pada ketinggian tertinggi planet ini, angin mencapai kecepatan lebih dari 2.100 kilometer per jam, atau 1,6 kali kecepatan suara.
Angin besar dan cepat ini juga menimbulkan berbagai badai, salah satunya bernama Great Dark Spot pada tahun 1989.
Berbeda dengan Bumi yang badainya berputar berlawanan arah jarum jam, badai di Neptunus berputar searah jarum jam karena rotasi planet.
6. Badai Debu di Mars
Pada tahun 2018, badai debu besar melanda permukaan planet Mars, yang dikenal di Bumi dengan nama haboobs.
Badai ini terjadi setiap beberapa tahun di Mars, namun pada tahun 2018 termasuk badai terbesar yang pernah ada.
Badai debu ini diketahui terjadi karena Matahari yang memanaskan atmosfer planet, kemudian mengangkat debu dari tanah.
Selain badai debu, di Mars juga terdapat tornado mini yang dapat dilihat dari ruang angkasa.
Pada tahun 2012, Mars Reconnaissance Orbiter melihat tornado setinggi 800 meter dengan lebar 30 meter di Mars.
7. Hujan Metana di Titan
Titan merupakan bulan terbesar di planet Saturnus yang disebut-sebut sebagai benda paling misterius di Tata Surya.
Di Titan, hujan metana dengan tetesan yang bisa dirasakan karena turun sangat lambat dan gravitasi yang rendah.
Hampir sama dengan hujan yang terjadi di Bumi, metana di Titan juga dapat menguap dan membentuk awan.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR