Bobo.id - Di wilayah yang terdapat gurun-gurun pasir tidak jarang terjadi bencana alam berupa badai pasir.
Dilansir dari Livescience, badai pasir dapat menyapu jutaan ton tanah pasir dan mengirim debu beterbangan sejauh ribuan mil.
Badai pasir memiliki kekuatan yang tidak dapat diremehkan, namun sebenarnya badai ini terbentuk karena hal yang bisa dianggap kecil.
Lalu, bagaimana badai pasir bisa terbentuk dan apa dampaknya?
Terbentuknya Badai Pasir
Badai pasir diketahui berasal dari tabrakan antara butiran pasir dan debu yang berlangsung di udara.
Ketika partikel udara menabrak tanah selama badai pasir, maka partikel darat berupa butiran-butiran pasir akan mengudara ke atmosfer.
Proses ini disebut dengan saltasi, atau gerakan kencang butir-butir (tanah dan batu-batuan) yang sesuai dengan arah angin.
Pada saat saltasi, beberapa partikel akan terbang ke udara sebagai salton, sementara repton jatuh kembali ke bumi.
Baca Juga: Mengapa Awan Bisa Berwarna Jingga Hingga Merah Muda saat Matahari Terbenam?
Para ilmuwan mulai meneliti bagaimana efek atau dampak dari tabrakan ini dengan teknologi komputer tiga dimensi.
Dari hasil penelitian, ternyata ditemukan bahwa terjadinya tabrakan di udara menyebabkan banyak salton terbang tinggi, dan mendorong lebih banyak kotoran ke dalam badai.
Nuno Araujo, seorang penulis dari Institute for Building Materials di Zurich, menjelaskan interaksi antara angin dan salton dapat menambah kecepatan badai.
Kemudian ketika salton dan angin bertabrakan dengan tanah, maka dapat terjadi badai yang lebih kuat.
Namun, dengan penelitian yang lebih rinci, para ilmuwan menemukan bahwa pasir adalah bahan yang sempurna sebagai penyebab meningkatnya kekuatan badai.
Sebab, pasir termasuk ke dalam kualifikasi jenis partikel yang kehilangan 30 persen energi kinetiknya ketika tabrakan terjadi.
Energi kinetik yaitu energi yang dimiliki oleh suatu benda karena gerak yang dilakukan atau dialaminya.
Semua benda bergerak, sudah pasti memiliki energi kinetik. Oleh sebab itu, energi kinetik juga disebut energi gerak.
Energi kinetik dipengaruhi oleh massa dan kecepatan suatu benda saat bergerak.
Baca Juga: Awan Cumulonumbus Menyebabkan Cuaca Ekstrem, Bagaimana Terbentuknya?
Badai Debu di Mars
Selain terjadi di Bumi, planet Mars juga menjadi salah satu bagian dari Tata Surya yang dapat mengalami badai debu.
Pada tahun 2018, badai debu besar melanda permukaan planet Mars, yang dikenal di Bumi dengan nama haboobs.
Badai ini terjadi setiap beberapa tahun di Mars, namun pada tahun 2018 termasuk badai terbesar yang pernah ada.
Badai debu ini diketahui terjadi karena Matahari yang memanaskan atmosfer planet, kemudian mengangkat debu dari tanah.
Selain badai debu, di Mars juga terdapat tornado mini yang dapat dilihat dari ruang angkasa.
Pada tahun 2012, Mars Reconnaissance Orbiter melihat tornado setinggi 800 meter dengan lebar 30 meter di M
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR