Bobo.id - Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratan.
Selain itu, Indonesia juga terletak pada jalur cincin api Pasifik yang merupakan deretan lempeng Bumi yang ditandai oleh jajaran gunung berapi aktif di Samudra Pasifik.
Oleh sebab itu, Indonesia rawan akan bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami.
Tsunami bisa ditimbulkan oleh sejumlah faktor, seperti gempa bumi besar yang bersumber di bawah permukaan laut atau letusan gunung berapi yang lokasinya ada di bawah laut.
Karena itulah, untuk upaya pencegahan jatuhnya korban jiwa akibat tsunami, pemerintah pun melakukan beragam upaya peringatan.
Upaya Peringatan Dini Tsunami
Salah satu upaya peringatan dini terjadinya tsunami adalah pemasangan alarm tsunami, teman-teman.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa BMKG telah memasang 66 unit alarm tsunami di sejumlah wilayah di Indonesia.
Alarm tsunami yang dipasang di 66 titik tersebut bisa memberikan peringatan sebelum terjadi tsunami dengan bentuk sirene peringatan.
Baca Juga: Bisa Terlihat Indah Sekaligus Berbahaya, Ternyata Beginilah Cara Ombak Terbentuk
Lokasi dipasangnya alarm tsunami ini memiliki beberapa persyaratan, yaitu:
1. Lokasi dekat laut;
2. Ombak rata-rata besar;
3. Termasuk dalam lempeng Bumi yang sering mengalami getaran;
4. Lokasi padat penduduk (dihuni banyak penduduk dalam radius tertentu).
Contoh lokasi dipasangnya alarm tersebut adalah di Anyer, Cilacap, Pangandaran, Parangtritis, Kulonprogo, Pacitan, Trenggalek, dan Banyuwangi.
Semua pantai di atas adalah kawasan pesisir selatan Pulau Jawa.
Selain pantai-pantai di Pulau Jawa, sirene sejenis juga dipasang di sejumlah titik di Pulau Sumatra.
Sirene dan Perintah Evakuasi
Baca Juga: 4 Letusan Gunung Berapi Terbesar dalam Sejarah, Bahkan Ada yang Sebabkan Tsunami dan Perubahan Suhu
Melalui akun Instagram resmi, @bmkg, BMKG mengunggah video yang menunjukkan proses pengujian alarm tsunami ini.
Alarm tsunami tersebut berupa tiang dengan tinggi beberapa meter. Sirene yang keluar dari alarm tersebut bersuara mendengung yang cukup keras.
Bunyai sirene tersebut bisa menjangkau jarak hingga 2 kilometer agar penduduk di sekitar pesisir bisa mendengar sirene dengan jelas.
Jika suatu saat masyarakat mendengan sirene alarm tsunami berbunyi, maka masyarakat harus segera melakukan menyelamatkan diri menuju tempat yang lebih aman.
BMKG mengatakan bahwa sirene tersebut bukanlah sebuah peringatan atau imbauan, tapi merupakan perintah yang tegas untuk menyelamatkan diri.
Jadi, jika kita mendengar sirene alarm tsunami ini, maka kita wajib segera menyelamatkan diri, sebab suara sirene ini adalah pertanda bahwa gelombang tsunami sedang menghampiri daratan.
Menurut BMKG, sebelum sirene alarm tsunami akan dibunyikan, BMKG akan memantau keadaan laut untuk memberikan peringatan dini agar masyarakat waspada.
Jika terjadi tsunami di lautan, barulah BMKG akan membunyikan sirene tersebut.
BMKG menyebut, alarm tsunami akan selalu diuji coba setiap bulannya, tepatnya setiap tanggal 26, untuk memastikan alarm masih berfungsi dengan baik.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | BMKG,KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR