Di tepi Tata Surya juga ada heliopause (ruang antarbintang) yang terletak di awan Oort bentuknya bulat raksasa dan mengelilingi Tata Surya.
Menurut NASA, Tata Surya kita sudah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, terbuat dari awan padat gas dan debu antarbintang.
Awan itu runtuh karena gelombang kejut dari bintang yang meledak di dekatnya, ledakan bintang ini disebut supernova.
Ketika awan ini runtuh, awan ini akan membentuk putaran dan menarik banyak materi ke dalamnya.
Lama-kelamaan putaran ini mempunyai inti yang besar dan gas-gas mulai saling berikatan, serta melepaskan energi yang besar.
Dari proses inilah terbentuk galaksi yang membentuk susunan tata surya yang tersebar di galaksi.
Materi-materi yang tadinya tertarik, menjadi menggumpal dan saling bertabrakan, serta akhirnya membentuk planet, planet kerdil, dan bulan.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Pergerakan Nasional Indonesia
Bahkan, sisa-sisa materi yang tidak terbentuk planet, akhirnya menjadi benda langit lain, seperti asteroid.
Kumpulan dari asteroid itu berkumpul di area antara Mars dan Jupiter, yang dinamakan sabuk asteroid.
Sedangkan, sisa-sisa materi lainnya membentuk komet, meteoroid, dan bulan-bulan kecil yang tidak beraturan.
Ini hanyalah salah satu teori dari pembentukan tata surya, sebenarnya masih banyak teori lainnya. Teman-teman bisa menyimak dua teori pembentukan tata surya lainnya, berikut ini.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR