Bobo.id - Ekosistem harus tetap seimbang jika ingin terjaga kelestariannya.
Keseimbangan dalam ekosistem juga harus meliputi seluruh organisme komponen ekosistem.
Organisme komponen ekosistem ini adalah organisme yang menyusun rantai makanan.
Rantai makanan dimulai dari organisme produsen, organisme konsumen tingkat I, organisme konsumen tingkat II, dan akhirnya organisme dekomposer.
Organisme dekomposer adalah organisme yang melakukan proses dekomposisi atau proses pembusukan.
Peranan Organisme Dekomposer
Proses dekomposisi menempati kedudukan yang sama dengan komponen lain dalam membentuk ekosistem.
Agen utama dalam proses dekomposisi ini biasa kita sebut sebagai dekomposer yang umumnya adalah bakteri, fungsi, dan cacing.
Proses ini sangat besar peranannya dalam siklus energi dan rantai makanan pada ekosistem.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 Tema 5, Pikiran Utama dalam Teks 'Usaha Manusia dalam Pemeliharaan Ekosistem'
Adanya organisme dekomposer sangatlah penting karena dekomposisi yang dilakukan akan menghasilkan unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan, seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
Dekomposer akan menguraikan hewan atau tumbuhan yang sudah mati ke tanah menjadi unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan.
Penguraian yang dilakukan dekomposer juga menghasilkan gas karbondioksida yang penting untuk proses fotosintesis.
Proses dekomposisi dimulai dari proses penghancuran yang dilakukan oleh serangga kecil terhadap tumbuhan dan sisa bahan organik mati menjadi ukuran yang lebih kecil.
Kemudian dilanjutkan dengan proses biologi yang dilakukan oleh bakteri dan fungi untuk menguraikan partikel-partikel organik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dekomposisi bahan organik dari sisi dekomposernya adalah suhu, kelembaban, salinitas, dan pH.
Proses ini sangat besar peranannya dalam siklus energi dan rantai makanan pada ekosistem.
Dampak Proses Dekomposisi
Proses dekomposisi memiliki dampak positif dan negatif, teman-teman.
Baca Juga: Perbedaan Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan, Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 5
Seperti yang disinggung di atas, contoh dampak positif dekomposisi adalah:
- Menghasilkan unsur hara di tanah bagi tanaman;
- Menjaga keseimbangan siklus energi;
- Menjaga keseimbangan rantai makanan dan jaring-jaring makanan;
- Mengurangi sampah di lingkungan;
- Mengurai polutan atau pencemaran di lingkungan.
Selain dampak positif, dekomposisi juga memiliki dampak negatif di lingkungan.
Berikut ini adalah contoh dampak negatif dekomposisi di lingkungan:
- Makanan mudah basi atau busuk jika tidak diawetkan atau dimasukkan kulkas;
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Jaring-Jaring Makanan di Alam
- Bau menyengat;
- Kualitas makanan dan minuman pasti akan menurun seiring waktu;
- Organisme dekomposer umumnya bisa menyebabkan sakit dan keracunan;
- Terkadang membuat lingkungan kotor.
Nah, itulah dampak positif dan negatif dari dekomposisi.
Dampak positif dekomposisi pada lingkungan lebih besar daripada dampak negatifnya.
Sehingga untuk mencegah dampak negatif dekomposisi, kita biasanya melakukan pengawetan makanan dengan mekanisme tertentu.
Selain itu, ada zat yang tidak bisa didekomposisi oleh dekomposer, yakni zat polimer bahan plastik.
Oleh sebab itu, yuk, kurangi pemakaian plastik dan mulai memakai kantung ramah lingkungan!
Kuis! |
Sebutkan unsur hara yang diperlukan tumbuhan yang dihasilkan dari proses dekomposisi! |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Unair.ac.id,KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR