Beberapa gurita ini bahkan menggunakan botol kaca, pot keramik, pipa logam, kaleng berkarat, atau gelas plastik untuk menutupi kepala mereka.
Namun, di antara barang-barang itu, lebih dari 40 persen gurita lebih memilih botol kaca sebagai tempat berlindung.
Menurut peneliti, botol lebih mudah tenggelam ke dasar laut dan memiliki tekstur yang lebih keras, sehingga lebih tertarik menjadikannya tempat berlindung.
Sampah-sampah tersebut terlihat berguna untuk perlindungan gurita, tetapi para peneliti justru khawatir.
Para peneliti khawatir jika makhluk laut mulai kehilangan habitat mereka dan terlalu bergantung pada sampah itu untuk berlindung.
Dampak Negatif Sampah
Penelitian mengenai gurita ini dilakukan oleh ahli kelautan dari dari Universitas Rio Grande Brasil.
Baca Juga: Bahaya! Buang Sampah di Laut Bisa Mengakibatkan Berkurangnya Oksigen, Ini Penjelasannya
Menurut para ahli, dampak sampah di lautan dapat membuat gurita terpapar bahan kimia beracun atau logam berat.
Yang membuat sedih, banyak spesies gurita kerdil (Paroctopus cthulu) yang terlihat hanya bergantung berlindung di sampah karena kehilangan tempat berlindung alaminya.
Kini, tidak ada laporan yang menyatakan bahwa gurita kerdil pernah menggunakan tempat perlindungan alami, misalnya kerang.
Hal itu membuktikan bahwa spesies gurita kerdil sudah sepenuhnya bergantung pada sampah.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Science Direct |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR